TEMPO.CO, Banda Aceh – Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara pilkada Aceh 2017, usai pada Rabu sore, 15 Februari 2017. “Secara umum kondisi pilkada Aceh berlangsung kondusif, aman,” kata Ketua Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh kepada Tempo.
Hal itu didasarkan pada hasil pemantauan para komisioner lembaga penyelenggara pilkada Aceh tersebut. Ridwan mengaku memantau sejumlah TPS di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. Komisioner KIP Aceh, Hendra Fauzi, yang memantau di kawasan Kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Besar, berpendapat sama. Di sejumlah TPS yang dikunjunginya tidak ada masalah.
Baca juga:
Pilkada Serentak 2017, BIN: Papua dan Aceh Paling Rawan
Pilkada 2017: Aceh, Papua, dan Banten Paling Rawan
Di TPS Gampong Suak Indrapuri, Aceh Barat, Hendra juga menemukan tahanan ikut memilih dengan dikawal aparat kepolisian. “Jadi tidak ada masalah, kondusif,” ujarnya.
Berdasarkan penelusuran Tempo, sampai menjelang malam, tidak ada satu pun lembaga yang melakukan hitung cepat atau quick count pilkada Aceh 2017. Berbeda dengan di Jakarta, ada beberapa lembaga yang menggelar quick count.
Ada enam pasangan calon Gubernur/Wakil Gubernur Aceh yang bertarung. Mereka adalah (sesuai dengan nomor urut): (1) Tarmizi A. Karim dan Machsalmina Ali, (2) Zakaria Saman dan T. Alaidinsyah, (3) Abdullah Puteh dan Sayed Mustafa, (4) Zaini Abdullah dan Nasaruddin, (5) Muzakkir Manaf dan TA Khalid, serta (6) Irwandi Yusuf dan Nova Iriansyah.
Pilkada Aceh 2017 digelar untuk memilih gubernur dan bupati/wali kota di 20 kabupaten/kota di Aceh dari 23 total jumlah kabupaten/kota di seluruh Aceh. Sesuai dengan DPT, jumlah pemilih di Aceh adalah 3.431.582 orang dengan 9.592 TPS.
ADI WARSIDI
Simak:
Namanya Disebut Antasari, Ini Kata Hary Tanoesoedibjo
KPK: Lakukan Proses Hukum, Tak Peduli Arif Adik Ipar Jokowi