TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian mengerahkan helikopter untuk berpatroli mengelilingi Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, saat acara aksi damai 112 pada Sabtu, 11 Februari 2017. Helikopter terbang rendah mengitari Masjid Istiqlal berulang kali.
Selain itu, kepolisian mengirim ribuan personel yang disiagakan di sejumlah titik mengelilingi Masjid Istiqlal. Polisi juga menyiagakan personelnya di Monumen Nasional. Mereka bersenjata lengkap laras panjang dan perlengkapan anti-huru-hara.
Baca:
Rizieq Syihab Minta Pemerintah Jangan Provokasi Umat Islam
Aksi 112, Ketua PBNU Tahu Siapa Penggerak dan Tujuannya
Polisi juga membentangkan barier atau kawat berduri di Jalan Medan Merdeka Utara. Massa dilarang melintas di depan Istana Negara. Polisi juga menjaga tempat publik, seperti gereja dan kantor kementerian.
Ceramah di Masjid Istiqlal berlangsung sejak subuh hingga pukul 12.00 WIB. Sejumlah ulama bergiliran memberi petuah untuk bela Islam. "Semua orang mati. Cepat atau lambat, Anda semua akan menjadi bangkai," kata Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam Al-Khatthath.
"Daripada mati di kasur, mending mati di medan tempur," ucapnya menyerukan perjuangan bela Islam. Ia juga mengajak massa mengawal kasus penistaan agama yang dilakukan calon Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.
Al-Khatthath berjanji akan berjuang sampai titik penghabisan jika Ahok tak masuk penjara. Karena itu, dia juga membaiat puluhan ribu muslim di Masjid Istiqlal untuk siap kawal kasus Ahok. Selain itu, dia meminta mereka membela sejumlah ulama yang dianggap dikriminalkan.
AVIT HIDAYAT
Baca juga: 3 Survei: 2 Unggulkan Agus-Sylvi, 1 Menangkan Ahok-Djarot