TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Yayasan Keadilan Untuk Semua Adnin Armas mengatakan penggeledahan rumahnya yang dilakukan polisi, membuat anaknya yang masih remaja syok. Soalnya, polisi datang tadi malam, saat anaknya sedang istirahat.
"Saya dan istri tidak di rumah. Polisi datang menggeledak sekitar pukul 10 tadi malam," kata Adnin, Sabtu, 11 Februari 2017.
Polisi menggeledah rumah Adnin di Jalan Metro Duta Raya Blok CC1 nomor 6 RT3 RW23 Kelurahan Baktijaya, Kecamatan Sukmajaya, untuk mencari barang bukti pencucian uang Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia. GNPF-MUI diduga melakukan pencucian uang melalui Yayasan Keadilan untuk Semua.
Baca:
Penyelewengan Dana GNPF MUI, Rumah Pendiri Yayasan Digeledah
Senin, Ketua GNPF MUI Diperiksa soal Dugaan Pencucian Uang
Polisi datang membawa ketua RT dan RW ke rumahnya. Namun, begitu melihat polisi, anaknya yang masih duduk di bangku SMP, langsung ketakutan. "Anak saya nangis-nangis di kamar, mengetahui polisi yang datang," ucapnya.
Begitu polisi datang ke rumahnya, mereka tidak diperkenankan untuk masuk ke dalam rumah Adnin. Anaknya langsung menghubungi ibunya. "Menelpon istri saya yang berada di luar. Sedangkan saya masih di Bareskrim," ucapnya.
Bersama kuasa hukumnya, Adnin sempat meminta polisi menunda penggeledahan ke rumahnya. Sebab, Adnin telah menjadi saksi dan sedang diperiksa polisi.
Namun, karena polisi membawa Ketua RT dan RW, akhirnya mereka masuk dan menggeledah rumahnya. "Polisi dua kali masuk. Pas saya pulang pukul 01.00 dini hari tadi, polisi mulai melakukan penggeledahan," ujarnya.
Ia menyesalkan penggeledahan yang dilakukan polisi. Menurutnya, polisi tidak perlu berlebihan dalam melakukan penggeledahan tersebut. "Saya juga masih di Bareskrim. Kalau ada cara yang lebih baik kan lebih enak. Ada anak saya di rumah."
Dari penggeledahan itu, polisi membawa dua buku tabungan BNI Syariah dan stempel Yayasan Keadilan Untuk Semua. "Anak saya ketakutan, karena penggeledahan itu," ucapnya.
IMAM HAMDI
Baca:
Ketua GNPF MUI, Pencucian Uang, dan Dana Aksi Bela Islam
GNPF-MUI Kelola Sumbangan Rp 3 Miliar, untuk Apa Saja?