TEMPO.CO, Jakarta - Saksi fakta bernama Jaenudin alias Panel memberikan keterangan dalam persidangan dugaan penodaan agama di Auditorium Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan. Jaenudin mengatakan, dalam kunjungan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada 2016 lalu kebanyakan menyampaikan program kerja.
"Ada program bangun pasar sembako. Terus, ada budi daya ikan kerapu dengan pembagian 80-20 persen," ujar Jaenudin menjawab pertanyaan Ketua Majelis Hakim Dwiarso Budi Santiarto, Selasa, 7 Februari 2017.
Jaenudin mengatakan, berada tidak jauh dari posisi Ahok berdiri, sekitar 4-5 meter. Menurut Jaenudin, saat itu tidak memperhatikan isi perkataan Ahok secara keseluruhan. Namun, ada hal yang paling diingat yaitu perkataan Ahok untuk tidak memilih dirinya saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017.
Baca: Polda Metro Kerahkan 2.500 Petugas di Sidang Ahok Hari Ini
"Saya ingat, ada kata-kata, 'kalau ada yang lebih bagus dari saya, pilih yang bagus dari saya'," ujar Jaenudin. Selebihnya, Jaenudin tidak ingat betul apa yang diucapkan Ahok saat berpidato. "Seingat saya, 'kalau ada yang lebih bagus dari saya, tidak usah pilih saya', itu yang saya dengar pasti."
Kalimat tersebut, merujuk kepada ajakan Ahok untuk tidak memilih dirinya apabila ada calon gubernur lain yang lebih baik dari Ahok. Hal tersebut diucapkan Ahok di tengah pidatonya di Kepulauan Seribu.
Baca: Kisruh Ma'ruf-Ahok Selesai, Gus Ipul Minta GP Ansor Tak Demo
Jaenudin mengatakan, dirinya tidak lulus sekolah dasar namun bisa membaca dan menulis dengan lancar. Untuk kasus dugaan penodaan agama denga tersangka Ahok, Jaenudin pernah dua kali diperiksa di kepolisian di Kepulauan Seribu.
Jaenudin merupakan seorang nelayan tangkap di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Pada saat kunjungan kerja Ahok, Jaenudin hadir sebagai undangan rapat dari perikanan untuk membahas budi daya ikan kerapu.
LARISSA HUDA
Simak: Tim Ahok Sebar Buku '7 Dalil Umat Islam Memilih Gubernur'