TEMPO.CO, Mataram - Jalur penyeberangan kapal cepat wisata yang menghubungkan kepulauan wisata Gili Matra dengan Gili Trawangan tujuan Padangbai, Nusa Lembongan atau Nusa Penida, Serangan, dan Benoa di Bali ditutup sementara. Penutupan jalur yang berlaku hari ini dan besok, 7-8 Februari 2017, itu lantaran gelombang laut di Selat Lombok tingginya lebih dari 3,5 meter.
“Pelayanan pelayaran ditutup demi kepentingan keselamatan pelayaran,” kata Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Pemenang, Madhi, dalam pernyataan tertulisnya, Selasa, 7 Februari 2017.
Baca:
Cuaca Buruk, Nelayan Pacitan Diimbau Tidak Melaut
Cuaca Ekstrem, Nelayan Kepulauan Aru Diimbau Tak Melaut
Setiap hari, rute penyeberangan Bali-Gili Matra dilalui 15 kapal cepat berkapasitas masing-masing 60-100 wisatawan. Jika diperlukan, pelayaran lokal kapal kayu tradisional dari Pelabuhan Bangsal Pemenang menuju Gili Matra dialihkan ke Ombak Beliq di Sire melalui pinggir utara Gili Matra.
Menurut Kepala Dusun Gili Trawangan Lukman Hakim, ada 17 kapal kayu tradisional yang melayani Bangsal-Gili Trawangan dengan muatan sekitar 40 orang per kapal. “Di Bangsal, dikenal ombak sorong yang menyulitkan perahu berlabuh.” Sedangkan di Gili Air, terdapat 25 kapal kayu tradisional.
Baca juga:
Kisruh Ma'ruf-Ahok Selesai, Warga NU Diminta Tak Ikut Aksi
Soal Penyadapan, Petrus Nilai SBY Lecehkan BIN dan Polri
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Bima M. Junaidin juga menutup pelayaran kapal berkapasitas di bawah 500 GT, terutama kapal pinisi di bawah 175 GT. Pelayaran dilakukan buka-tutup sejak akhir Desember 2016. ''Ini siklus tahunan. Tidak ada kapal yang boleh melakukan perjalanan,'' ujarnya.
Biasanya, kepal-kapal di Pelabuhan Bima memuat hasil bumi, garam, dan barang kelontong menuju Nusa Tenggara Timur, mulai Reo, Waingapu, hingga Waikelo. Ada juga yang berlayar ke Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Jawa Timur. Sebulan, rata-rata 130 kapal diberangkatkan ke luar Bima.
SUPRIYANTHO KHAFID