TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono atau yang akrab dipanggil SBY, kembali menuliskan perasaannya di akun Twitternya, @SBYudhoyono, Senin, 6 Februari 2017. Kali ini, SBY merasa hak tinggalnya terganggu.
Baca juga: SBY Curiga Disadap Sejak September 2016
Awalnya, SBY menuliskan tentang sejumlah orang yang dikabarkan datang ke depan rumahnya sambil berteriak-terak. "Saudara-saudaraku yg mencintai hukum & keadilan, saat ini rumah saya di Kuningan "digrudug" ratusan orang. Mereka berteriak-teriak. *SBY*," cuit SBY sekitar pukul 15.05, Senin.
Dalam keterangan @SBYudhoyono, tertulis akun Resmi Presiden Ke-6 RI (2004-2014) Susilo Bambang Yudhoyono, dikelola staf pribadi, dan twit dari SBY ditandai dengan *SBY*.
Selain soal kedatangan orang di depan rumahnya, SBY menuliskan kekecewaannya karena merasa tidak mendapatkan keadilan di negaranya sendiri. "Kecuali negara sudah berubah, undang-undang tak bolehkan unjuk rasa di rumah pribadi. Polisi juga tidak memberi tahu saya. *SBY*," tulis SBY.
Baca juga: SBY: Ya Allah Negara Kok Jadi Begini Juru Fitnah Berkuasa
"Kemarin yg saya dengar, di Kompleks Pramuka Cibubur, ada provokasi & agitasi thd mahasiswa utk "Tangkap SBY". *SBY*"," tulis SBY
SBY sempat mempertanyakan haknya itu kepada Presiden dan Kapolri. "Saya bertanya kpd Bapak Presiden & Kapolri, apakah saya tidak memiliki hak utk tinggal di negeri sendiri, dgn hak asasi yg saya miliki? *SBY*," tulisnya.
"Saya hanya meminta keadilan. Soal keselamatan jiwa saya, sepenuhnya saya serahkan kpd Allah Swt. *SBY*."
Pada 20 Januari lalu, SBY juga mengeluhkan soal kondisi Indonesia via Twitter. "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah & penyebar "hoax" berkuasa & merajalela. Kapan rakyat & yg lemah menang? SBY," cuit SBY.
INGE KLARA SAFITRI