TEMPO.CO, Bojonegoro - Penduduk bantaran Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, siap-siap mengungsi, Jumat, 3 Februari 2017. Di kawasan perkotaan, banjir sudah menggenangi beberapa lokasi permukiman di pinggir Bengawan Solo, seperti Gang Matekram, Kelurahan Ledok Wetan, dan juga sebagian di Ledok Kulon dan Jetak. “Kalau air naik, ya, mengungsi,” ujar Yono, penduduk Ledok Wetan, kepada Tempo, Jumat, 3 Februari 2017.
Rata-rata ketinggian air sekitar 20 sentimeter. Namun banjir bisa meningkat jika terjadi hujan lokal atau hujan di hulu sungai, yaitu di Ponorogo, Madiun, Ngawi, Jawa Timur; dan Solo, Jawa Tengah.
Baca: Bengawan Solo Mulai Membludak, Bojonegoro Bakal Banjir
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro mencatat tinggi muka air (TMA) di Taman Bengawan Solo terus meningkat. Pada pukul 09.00, TMA di Taman Bengawan Solo masih siaga hijau, yaitu 13.93 phielschaal. Pukul 12.00, TMA meningkat menjadi 14.14 phielschaal dan menjadi 14.22 pada pukul 14.00.
Baca juga: 2 Orang Meninggal Akibat Banjir Bengawan Solo
Lokasi pengungsian berada di tanggul kota dan di Gedung Serbaguna di Jalan KH Mas Mansur. Fasilitas pengungsian juga telah disediakan BPBD di Gedung Taman Bahagia, Kecamatan Trucuk.
Jika posisi TMA di atas 14.40 phielschaal, atau siaga kuning, sudah ada genangan banjir di sejumlah perkampungan dan sawah di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Kalitidu, Dander, Kanor, Padangan, Kasiman, Malo, dan sebagian Baureno.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro Budi Mulyono mengatakan ketinggian air cenderung meningkat. Penyebabnya, di hulu sungai, yaitu Ponorogo yang dialiri Kali Madiun dan Solo, hujan deras. “Kami sudah siapkan tempat pengungsian jika air naik,” katanya. Menurut Budi, ini banjir luapan Bengawan Solo keempat kalinya sejak Oktober 2016.
SUJATMIKO