TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi mengatakan pihaknya harus mendalami pemberitaan media asing mengenai tewasnya warga negara Indonesia dalam operasi militer angkatan bersenjata Filipina. Di sejumlah pemberitaan menyebutkan WNI bernama panggilan Mohisen yang diduga tergabung dalam jaringan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tewas dalam operasi tersebut.
"Saya harus konfirmasi dulu, ya," ucap Retno di Hotel Sari Pan Pacific, Menteng, Jakarta, Kamis, 2 Februari 2017.
Baca juga: Polri: Sekitar 220 WNI Dideportasi Saat Akan Gabung ISIS
Retno berujar, pihaknya tak pernah menyampaikan informasi yang tak terkonfirmasi kepada awak media. Menurut dia, sering terjadi kesimpangsiuran antara informasi awal dan informasi yang tersiar di media. "Beberapa kali informasi (datang). Saat dilakukan pengecekan, ternyata tak seperti yang dikabarkan."
Dia meminta waktu untuk mendalami pemberitaan mengenai penemuan jenazah Mohisen dalam operasi militer tersebut. Dia pun belum bisa mengkonfirmasi, apakah Mohisen yang dimaksud adalah rekan petinggi kelompok Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.
"Beri kami waktu sampai mengonfirmasi semuanya. Kalau sudah terkonfirmasi, pasti kami sampaikan kepada media," tutur Retno.
Simak pula: Kapal TKI Karam, Menlu: 10 Jenazah Dipulangkan ke Indonesia
Media asing, seperti Manila Times, pada Senin lalu menyebutkan jenazah Mohisen ditemukan di antara 15 mayat teroris. Disebutkan pula bahwa militer Filipina meminta bantuan Indonesia untuk verifikasi identitas dan latar belakang Mohisen.
Isnilon, yang juga terlibat bentrok dengan militer Filipina di daerah perbukitan di pinggir Kota Butig di Lanao del Sur, Filipina, diyakini terluka parah karena serangan tersebut.
YOHANES PASKALIS