TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, mengatakan hubungan Australia dan Indonesia yang sempat memanas tak mempengaruhi kerja sama dalam bidang terorisme. Menurut Wiranto, kerja sama menghentikan aliran dana terorisme antara kedua negara penting.
Baca: PPATK Kerja Sama dengan Australia Putus Aliran Dana Teroris
"Kita dua negara yang sangat dekat, dan kita menghadapi ancaman yang sama. Alangkah baiknya kedua negara ini melakukan suatu langkah bersama," kata Wiranto di kantor PPATK, Jakarta, Rabu, 1 Februari 2017.
Hari ini, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan dan Australian Transaction Reports and Analysis Center (AUSTRAC) menandatangani kerja sama menanggulangi tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme. Kerja sama ini meliputi pertukaran informasi intelijen antar-kedua negara.
Hubungan Indonesia dan Australia sempat memanas setelah Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memutus kerja sama militer dengan Australia. Hubungan membaik setelah Australia berjanji menginvestigasi dugaan pelecehan terhadap militer Indonesia.
Menteri Kehakiman Australia Michael Keenan mengatakan kerja sama Indonesia dan Australia penting untuk menjaga kawasan regional Asia Tenggara dan Australia. "Indonesia salah atau mitra strategis yang paling penting bagi Australia, khusus mengenai keamanan nasional," ujar Keenan.
Menurut dia, kerja sama ini untuk memutus aliran dana terorisme. Keduanya juga bekerja sama memperkuat sistem teknologi informasi di PPATK dan penyediaan ahli. "Ini sangat penting bahwa kami bekerja sama untuk menghentikan aliran dana untuk mendeteksi aktivitas terorisme," kata Keenan.
Wiranto pun menepis anggapan bahwa kerja sama ini untuk memutus aliran dana terorisme dari Australia ke Indonesia. Menurut dia, tukar pengalaman dan alih teknologi menjadi fokus kerja sama ini. "Kita memotong aliran dana bukan khusus dari Australia ke Indonesia. Dana dari mana saja," ujar Wiranto.
ARKHELAUS W