TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi kemasyarakatan Musyawarah Kekeluargaan Gotong-Royong (MKGR) mengakui menyiapkan nama Saifullah Yusuf sebagai salah satu calon Gubernur Jawa Timur yang akan didukungnya pada pemilihan kepala daerah Jawa Timur 2018.
"Benar, nama Saifullah Yusuf masuk dalam daftar tokoh yang besar kemungkinan akan kami beri dukungan," ujar Ketua Umum MKGR Roem Kono di sela Musyawarah Daerah MKGR Jawa Timur di Surabaya, Sabtu, 28 Januari 2017.
Menurut dia, Wakil Gubernur Jawa Timur dua periode itu memiliki darah kekeluargaan dan gotong-royong yang kuat, sehingga sama dengan apa yang dicita-citakan ormas pendiri Partai Golongan Karya bersama Kosgoro dan SOKSI tersebut.
Baca juga:
Politik Indonesia di Tahun Ayam,Membangun atau Menghancurkan
Isu Penolakan Rizieq, Bachtiar Nasir: Jangan Terprovokasi
"Meski sekarang tak berpartai, saya melihat Saifullah Yusuf ini darahnya MKGR," ucap salah satu Wakil Ketua DPP Partai Golkar itu.
Selain Saifullah, beberapa nama lain diakui sedang dimatangkan MKGR untuk diberi dukungan, antara lain tokoh internal Golkar, Gatot Sudjito dan Nyono Suharli, serta Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
"Yang pasti, dukungan dari kader di Jawa Timur akan diberikan setelah ada keputusan resmi dari Golkar. Tapi kandidat harus memiliki akseptabilitas dan kapabilitas bagus," ujarnya.
Sementara itu, Gus Ipul—sapaan akrab Saifullah—yang hadir pada kesempatan tersebut mengucapkan terima kasih namanya disebut MKGR sebagai salah satu kandidat kepala daerah Jawa Timur. "Tapi sekarang ini masih proses. Saya sepakat yang dikatakan Pak Halim (Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Timur Abdul Halim Iskandar) bahwa pilkada ini bukan lari cepat, tapi lari maraton," tuturnya.
Baca juga:
Hadir dalam Debat Pilkadi DKI, Antasari Azhar Merapat ke PDIP?
Imlek, Ada Bintang Penolong di Tahun Ayam?
Menurut dia, apresiasi dan penghargaan yang diberikan pihak mana pun terhadap kinerjanya selama ini dinilai sebagai penambah semangat dalam menjalankan tugas.
Sampai saat ini, mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu mengaku belum ada kesepakatan dengan partai politik mana pun. Namun ia menyatakan tetap berkomunikasi dengan semua pengurus.
"Komunikasi dan silaturahmi tetap kami lakukan. Tapi dilihat nanti proses dan perjalanannya bagaimana," kata salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama tersebut.
ANTARA