TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim Pencari Fakta (TPF) II atas kasus dugaan kekerasan terhadap peserta pendidikan dasar The Great Camping XXXVII Mapala Unisi UII menyampaikan berdasarkan hasil temuan investigasi, peserta mengalami luka baret di tangan dan perut saat mengikuti kegiatan materi mountaineering. Salah satu kegiatannya adalah merayap.
“Luka-luka baret itu saat merayap. Ada area yang agak tajam, seperti alang-alang yang membuat luka,” kata Ketua Tim TPF II Achiel Suyanto saat memberikan keterangan pers di ruang sidang Gedung Pascasarjana Fakultas Hukum UII di Jalan Cik Dik Tiro Yogyakarta, Jumat, 27 Januari 2017.
Baca: Panitia Diksar Mapala UII: Materi Survival Ada SOP-nya
Peserta, kata dia, juga ada yang mengenakan kaos kekecilan. Akibatnya, saat merayap kaos itu tersingkap sehingga kulit mengalami luka.
Achiel membantah soal adanya informasi bahwa peserta mengalami lepas kuku jempol karena diinjak. Alasannya, sejumlah kuku kaki panitia juga mengalami kondisi serupa. “Tidak benar. Kalau orang pakai sepatu kekecilan, terlalu lama direndam di air, terus berjamur, kukunya akan lepas,” kata dia.
Baca: Mapala UII Akui Ada Tindakan Fisik Berlebihan
Saat ditanya soal luka-luka dalam yang dialami peserta hingga meninggal, seperti hasil pemeriksaan dokter Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta atas almarhum Syaits Asyam dan Ilham Nurpadmy Listia Adi, Achiel menyatakan tidak tahu. “Itu ranah hukum. Bahkan panitia tidak tahu kalau ada peserta yang mengalami patah tulang,” kata Achiel.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Simak pula:
Ditolak di Surabaya, Rizieq Syihab Pilih Pergi ke Lombok
Anggita, Perempuan yang Ditangkap Bersama Patrialis Akbar