TEMPO.CO, Purwakarta - Program pendidikan berkarakter berbasis peternakan yang diterapkan di semua jenjang pendidikan di Purwakarta, Jawa Barat, berhasil melahirkan domba bibit unggul yang diberi label Garwa, akronim dari Garut-Purwakarta.
"Ini hasil persilangan antara bibit unggul domba Garut dan Purwakarta melalui program inseminasi buatan," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kepada awak media di sela acara Festival Ternak Unggul Kidang Pananjung di Kampung Cikubang, Desa Pusaka Mulya, Kecamatan Kiara Pedes, Sabtu, 21 Januari 2017.
Bibit untuk domba Garwa, ucap Dedi, memiliki ketangguhan yang kuat, seperti halnya domba Garut asli yang biasa dijadikan domba adu. Kualitas dagingnya pun sangat bagus.
Dedi berujar, ketika meluncurkan muatan lokal pelajaran ekstrakurikuler ternak domba, mulai tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, lima tahun lalu, dia sangat berharap muncul kecintaan pada diri anak-anak sekolah terhadap hewan ternak yang terus berkurang jumlahnya.
Apalagi permintaan konsumsi daging setiap tahun terus mengalami peningkatan, sehingga selalu kekurangan stok daging lokal. Untuk mengatasinya, pemerintah terpaksa melakukan impor. Untuk mengatasi persoalan itu, ia kemudian mencetuskan program ternak domba di kalangan pelajar supaya Purwakarta bisa mandiri di bidang pangan, khususnya daging.
"Solusi itu ternyata jitu. Sekarang Purwakarta tak lagi kekurangan stok daging, terutama daging domba," tutur Dedi. Tak cuma anak sekolah, para peternak tradisional juga kemudian diperkenalkan dengan program inseminasi buatan, dan itu berhasil.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Surachman mengapresiasi keberhasilan program beternak domba di kalangan pelajar di Purwakarta tersebut. Ia bahkan akan melakukan penelitian khusus sebelum memutuskan program ternak domba di kalangan pelajar dijadikan proyek percontohan di tingkat nasional.
NANANG SUTISNA