TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPR Arief Suditomo mengatakan eksistensi Pancasila dan NKRI tidak boleh dinegosiasikan apalagi dipertaruhkan di dalam menghadapi kelompok yang menginginkan pecahnya bangsa ini. Menurut dia, pihak-pihak yang melakukan upaya perpecahan harus ditindak tegas.
"Karena mereka melakukan aksinya dengan melukai prinsip kebangsaan dan kebinekaan dengan membuat kerusuhan, kekerasan, dan pelanggaran Kamtibmas," kata Arief, Jumat 20 Januari 2017.
Termasuk di dalam kelompok ini, kata Arief, adalah pihak-pihak yang terlibat di dalam gerakan radikal dan terorisme yang selama ini giat menyebarkan propaganda di dunia nyata maupun maya. Menurutnya, harus dikombinasikan upaya 'soft power' (pencegahan) dan 'hard power' (penindakan). "Tapi satu hal, upaya-upaya itu jangan hanya hangat-hangat tahi ayam karena ini merupakan tantangan terhadap eksistensi Pancasila," Arief berujar.
Politisi Partai Hanura ini juga menyoroti laman-laman internet dan media sosial yang banyak dimanfaatkan untuk menyebarkan berita bohong yang dimaksudkan untuk menebar kebencian. Ia mengatakan masyarakat harus terus dicerahkan untuk meningkatkan kesadaran bagaimana mencerna informasi yang didapat dari berbagai macam media sosial. Apalagi dengan meledaknya media sosial orang seringkali membaca situs-situs bukan pada saat berkunjung ke situs tersebut, tapi saat membaca link yang dikirim melalui grup media sosial.
"Ironisnya, banyak orang yang menyebarkan 'link' tersebut tanpa pemfilteran yang cukup," kata mantan presenter berita televisi ini.
Arief mengajak masyarakat untuk melaporkan laman penyebar berita bohong dan radikalisme ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), dan lembaga-lembaga lainnya.
ANTARA