TEMPO.CO, Surabaya - TNI Angkatan Laut RI mengirimkan awak KRI Sultan Iskandar Muda (SIM)-367 untuk mengikuti Latihan Bersama Multinasional AMAN 2017 di Karachi, Pakistan. Sekitar 108 personel TNI Angkatan Laut itu dipimpin Komandan Letkol Laut (P) Rio Henrymuko Yumm.
“Ini kedua kalinya Indonesia ikut. Suatu kehormatan bisa hadir dalam rangka menjalin kerja sama dengan 18 negara-negara kawasan dalam menghadapi keamanan masing-masing kawasan,” kata Kepala Staf Komando Armada Timur Laksamana Pertama TNI I.N.G. Ariawan seusai upacara pelepasan di Dermaga Madura Koarmatim, Surabaya, Jumat, 20 Januari 2017.
Baca: Ini Materi Pelatihan Militer Australia yang Hina Indonesia
Latihan Bersama Multinasional AMAN 2017 dilaksanakan pada 10-14 Februari 2017. Latihan dibagi menjadi dua tahap, yakni tahap I berupa harbor based di Karachi Naval Base pada 10-12 Februari 2017 dan tahap II berupa sea based tanggal 13-14 Februari 2017. “Tahap II ini kegiatan di Laut Arab.”
Ariawan menjelaskan, Latihan Bersama Multinasional AMAN ini bersifat multilateral dan rutin dilaksanakan setiap dua tahun di Pakistan. Latihan ini, ucap dia, bertujuan membangun persamaan persepsi guna meningkatkan interoperabilitas antara Angkatan Laut regional dan non-regional.
Bagi TNI AL, kesempatan latihan ini juga untuk memantau perkembangan kemampuan dan kekuatan Angkatan Laut negara peserta latihan. “Perjalanan dari Indonesia ke Pakistan menempuh waktu 18-19 hari,” ujarnya.
Baca juga: TNI AL dan Amerika Serikat Latihan Bersama di Situbondo
Tema latihan bersama kali ini ialah “Together For Peace”. Latihan Multinasional AMAN melibatkan 18 negara peserta. Untuk kedua kalinya, TNI AL mengirimkan satu unsur kapal perang guna mengikuti rangkaian kegiatan latihan itu. Unsur KRI yang terlibat adalah KRI SIM-367 beserta satu tim Kopaska, satu marinir, dan satu penerbang TNI AL sebagai observer.
Serial latihan dalam AMAN Exercise 2017 di antaranya aplikasi doktrin; taktik dan operasi tempur laut sesuai dengan referensi yang ditetapkan; manuver taktis; penembakan sasaran permukaan dengan meriam 76 mm; pembekalan di laut; aplikasi Visit, Board, Search, and Seizure (VBSS); aksi peperangan dan kerja sama taktis dengan unsur udara; serta simulasi search and rescue.
Tak ketinggalan, komunikasi taktis sesuai dengan referensi latihan, operasi maritime interdiction operation (MIO), serta aplikasi operasi tempur laut dalam kegiatan antikapal permukaan, antikapal selam, dan pertahanan udara. Selain itu, dalam latihan ini dilaksanakan special operation at sea oleh pasukan khusus.
ARTIKA RACHMI FARMITA