INFO JABAR - Untuk memantapkan proses alih kelola SMA/SMK dari kabupaten dan kota ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat, penyelenggaraan dan kualitas sumber daya manusia untuk proses belajar mengajar di sekolah harus ditingkatkan. Sekolah harus ramah dan nyaman bagi anak-anak, dan tentunya tidak ada kekerasan pada anak.
“Mari kita jadikan SMA/SMK di Jawa Barat menjadi rumah kedua bagi anak-anak. Jadikan suasana sekolah nyaman bagi anak-anak, sehingga mereka merasa nyaman dalam belajar dan output-nya adalah kualitas pendidikan meningkat,” kata Netty Heryawan, istri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, saat mengunjungi SMAN 2 Cimahi, Selasa, 17 Januari 2017.
Baca Juga:
Menurut Netty, ada tiga tipe siswa yang pergi ke sekolah, yaitu karena terpaksa, ikut-ikutan, dan kesadaran. “Kalian adalah anak-anak yang sadar bahwa sukses dimulai dari sekarang. Bangunlah tangga kesuksesan mulai tangga pertama hingga akhir dengan rajin belajar, yakin, dan berdoa,” katanya di depan para siswa.
Netty juga terus memotivasi Gerakan Minat dan Budaya Baca di kalangan pelajar. Saat ini indeks baca masyarakat di Indonesia sebanyak 0,0001 persen. Itu artinya, dari 1.000 orang, hanya ada satu orang yang suka membaca.
Netty berinteraksi dengan para siswa dengan menanyakan pelajaran apa saja yang tidak disukai para siswa. Dari 1.340 responden pelajar SMA di Indonesia yang pernah diteliti, pelajaran yang tidak disukai hampir sama dengan yang disebutkan pelajar SMAN 2 Cimahi, yaitu matematika, fisika, sejarah, dan kimia.
Baca Juga:
Tentunya banyak faktor yang mempengaruhi minat siswa. Penguasaan siswa terhadap pelajaran juga dipengaruhi oleh cara guru mengajar dan suasana di kelas. “Kalau minat baca meningkat, cara guru mengajar bagus, suasana kelas menyenangkan, tentu ini dapat menambah pengetahuan dan membentuk karakter anak yang tangguh,” kata Bunda Literasi Jawa Barat ini.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Ahmad Hadadi mengatakan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, mulai Januari 2017, pengelolaan sekolah tingkat SMA/SMK telah beralih pengelolaan dari tingkat kabupaten/kota ke Provinsi Jawa Barat.
Kepala Sekolah SMAN 2 Cimahi Yayat Supriat menilai Pemprov Jawa Barat cukup berani mengambil alih tata kelola SMA/SMK kabupaten/kota, sementara provinsi lain belum siap. “Keberanian ini tentunya dapat meningkatkan prestasi sekolah dan meningkatkan mutu layanan, terutama pada pelajar,” ujarnya. (*)