INFO JABAR - Di Bima, Nusa Tenggara Barat, jumlah warga Jawa Barat ada sekitar 250 orang. Tak hanya mencari rezeki, para perantau Jawa Barat dengan latar belakang beragam, dari polisi, pegawai negeri sipil (PNS), sampai pedagang, ini juga memperkenalkan kuliner khas Jawa Barat di Bima.
Salah satu perantau, Dede Unang, yang awalnya warga Cibiru, Bandung, ini mengaku orang Bima menyukai makanan asal Tatar Sunda. Buktinya, siomay dan batagor dagangan Dede, yang tinggal di Bima sejak 11 tahun lalu, laris manis. “Kuliner khas Bandung ini sangat disukai warga Bima,” tutur lelaki yang masih suka pulang ke Bandung untuk melepas kangen kepada anaknya yang tinggal di Kota Paris Van Java itu.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri terus mendorong warganya mencari peluang kehidupan yang lebih baik di daerah lain. Program Jabar Jarambah didedikasikan untuk mereka yang berani merantau. “Karakter orang Jawa Barat itu kurung batokeun, atau lebih suka di rumah sendiri ketimbang merantau. Karena itu, melalui program Jabar Jarambah, diharapkan banyak warga Jawa Barat yang mendedikasikan hidupnya di daerah lain,” kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat kunjungan ke Bima baru-baru ini.
Gubernur yang akrab disapa Aher ini pun berpesan warga Jawa Barat di perantauan harus sukses dan memberikan kontribusinya kepada masyarakat sekitar. Sebagai contoh, Wakil Bupati Bima saat ini, Dahlan M. Noer, yang berasal dari Bekasi, Jawa Barat.
Lebih lanjut, Aher menjelaskan, Jabar Jarambah untuk memberikan wawasan kepada masyarakat bahwa hidup di mana pun, asal demi kondisi dan masa depan yang lebih baik, harus bisa dilakukan. “Berjuanglah untuk kemajuan Bima, untuk kemajuan Nusa Tenggara Barat. Apabila sudah betah di sini, lebih baik jangan pulang lagi ke Jawa Barat. Tetap di sini dan silakan nanti keunikan-keunikan Jawa Barat bawa ke sini. Kalau sudah sukses, nanti bagi-bagi investasinya ke Jawa Barat,” ucap Aher kepada warga Bima asal Jawa Barat dalam pertemuan antara warga Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bima. (*)
Baca Juga: