TEMPO.CO, Makassar – Juru bicara Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin, Turah Ajiari, mengatakan telah mengamankan paket kiriman berupa detonator di X-Ray RA Cargo Bandara, Selasa, 17 Januari 2017, pukul 15.33 Wita. “Saat ini sedang dalam proses penyidikan pihak berwenang,” tutur Turah, Selasa malam.
Ia mengatakan awalnya bahan peledak itu dimasukkan oleh pihak PT TIKI dengan SMU 4646771, dengan keterangan PTI berisi dokumen, makanan, dan paket. Kemudian paket tersebut ditimbang dan langsung di-input ke dalam Sitec untuk penerbitan bukti timbang barang. Namun, saat dimasukkan ke mesin X-ray untuk diperiksa, sekuriti yang bertugas mencurigai paket tersebut.
Silakan baca pula: Kompolnas Minta Kapolda Jawa Barat Mundur dari GMBI
Lalu, kata Turah, sekuriti tersebut memerintahkan petugas PT TIKI bernama Haris untuk membuka paket. “Pas paketnya dibuka, ditemukan barang berupa detonator yang dibungkus dengan roti dan kapas,” kata petugas keamanan itu.
Karena itu, paket tersebut langsung diamankan di area steril untuk pendataan lebih lanjut. Adapun di data pengiriman tertulis Ayung dengan alamat di Belopa Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Sedangkan di data penerima tertera nama Udin, yang beralamat di Jalan Husin Hamzah No. 6 Pal. 5, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Dengan total isi tiga paket berjumlah sebanyak 300 butir, rencananya paket tersebut akan dikirim menggunakan pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID-6183 dengan tujuan Jakarta.
Barang bukti paket berisi detonator tersebut, kata Turah, kemudian diserahterimakan dari pihak kargo atas nama Syamsul Yanuar kepada personel Polsek Kawasan Bandara. “Kita sudah serahkan kepada pihak berwenang untuk diselidiki,” kata dia.
Sementara itu, General Manager Angkasa Pura Logistik Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Merphin Butarbutar, menyatakan peranan regulated agent di Bandara penting dalam kaitan dengan penemuan bahan peledak tersebut. “Banyak temuan sebelumnya yang lain. Jadi, regulated agent ini tidak bisa ditunjuk sembarangan,” tuturnya.
Ia menjelaskan, regulated agent yang dioperasikan Aplog Makassar sangat serius dalam melaksanakan pemeriksaan kargo dan pos. Dengan begitu, peralatan dan personel Avsecsangat ketat dalam melakukan pemeriksaan barang, terutama yang berjenis explosive dan dangerous goods.
”Kami juga berharap para ekspedisi turut waspada terhadap barang kiriman dan melakukan pengecekan. Yang paling penting identitas serta domisili pengirim/KTP harus diminta dari pengirim barang, supaya jika ditemukan barang-barang seperti ini, polisi bisa cepat menemukan sumber barang-barang itu,” ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Kepolisian Sektor Bandara Inspektur Satu Ahmad mengungkapkan bahwa tim Detasemen Khusus 88 sudah membawa detonator sekitar pukul 20.30 Wita. “Tadi baru sebatas laporan temuan saja, kemudian langsung diambil alih Densus 88. Jadi belum ada pemeriksaan yang kita lakukan,” kata Ahmad.
DIDIT HARIYADI
Simak:
Kasus Makar, Polisi Periksa MS Kaban dan Rachmawati