TEMPO.CO, Bandung - Gempa Deli Serdang hingga Selasa, 17 Januari 2017, pukul 04.00 WIB menghasilkan 29 kali lindu susulan. Kekuatan gempanya makin mengecil setelah lindu utama mengguncang dengan magnitudo 5,6 sehari sebelumnya.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan, semakin mengecilnya getaran gempa menunjukkan kondisi tektonik yang makin stabil.
Pada Senin malam, 16 Januari 2017, warga di wilayah Deli Serdang dan sekitarnya dikagetkan oleh guncangan gempa. Dimulai pada pukul 19.13 WIB dengan kekuatan magnitudo (M) 3,9. Hampir setengah jam kemudian muncul gempa dengan kekuatan lebih besar yang bermagnitudo 5,6 pada pukul 19.42 WIB.
Lalu 16 menit berselang, terjadi gempa susulan dengan kekuatan magnitudo 2,3 dengan kekuatan yang terus mengecil secara fluktuatif. Gempa itu menurut Daryono tergolong tipe II menurut ahli gempa Jepang Kiyoo Mogi. Jenis gempa itu terdiri dari serangkaian gempa pendahuluan, gempa utama, lalu gempa susulan. “Tipe itu tidak demikian seterusnya, hanya per kejadian gempa,” katanya, Selasa, 17 Januari 2017.
Pusat gempa yang berada di darat itu diketahui berasal dari sesar lokal di daerah Sibolangit, Sumatera Utara. Karakteristik sesar lokal, kata Daryono, tidak membangkitkan gempa berkekuatan sangat besar setelah terjadi gempa utama.
Dari catatan BMKG periode 1993-2017, di daerah Sibolangit dan sekitarnya pernah terjadi 14 kali aktivitas gempa dangkal. Kekuatannya kurang dari magnitudo skala 4,0. Sejauh ini sesar lokal yang berada di sekitar Sibolangit itu belum diberi nama oleh para ahli.
ANWAR SISWADI