TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menargetkan sebanyak 150 kelas rusak berat atau sekira 52 ribu sekolah akan direvitalisasi pada 2017 dengan sistem swakelola. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, sekolah tidak perlu membuat proposal untuk mengajukan anggaran guna mendapatkan dana untuk biaya renovasi gedung sekolah yang rusak.
"Karena kalau menunggu proposal dari bawah (sekolah) itu lama, karena bikin proposal itu tidak mudah," kata Muhadjir, Senin, 17 Januari 2017.
Muhadjir yang merupakan mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut menjelaskan Kemdikbud akan memverifikasi langsung sekolah yang perlu direvitalisasi melalui tim yang akan turun langsung melihat kondisi sekolah.
Dalam proses renovasi sekolah yang rusak itu melibatkan perguruan tinggi yang memiliki jurusan teknik, politeknik, atau SMK teknik bangunan. "Sistemnya sama tetap swakelola, dengan perguran tinggi yang ada teknik sipil, politeknik, atau SMK bangunan yang nanti bersama-sama merancang, menghitung anggaran, dan pengawasannya," kata Muhadjir.
Muhadjir menjelaskan perguruan tinggi sebagai pihak ketiga akan mengelola renovasi sekolah agar pengawasannya bisa dipertanggungjawabkan.
Menurut Muhadjir, revitalisasi sekolah bertujuan untuk meningkatkan fasilitas sekolah agar bisa melaksanakan Program Penguatan Pendidikan Karakter.
Program Penguatan Pendidikan Karakter diharapkan mulai diterapkan pada tahun ajaran baru 2017. Metode pembelajarannya membebaskan sekolah dan guru berkreasi dalam memberikan pembelajaran yang variatif, dengan waktu dan tempat belajar fleksibel.
ANTARA