TEMPO.CO, Jakarta - Bulog Malang, Jawa Timur, menggelar operasi stabilisasi harga cabai rawit dengan memasok 1,5 ton di pasar. Kepala Bulog Malang Arsyad mengatakan, kegiatan ini diharapkan harga cabai rawit bisa stabil. "Cabai rawit kami jual Rp 45 ribu per kilogram,” ujarnya di Malang, Kamis, 12 Januari 2017.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kab. Malang M. Nasri Abdul Wahid mengatakan, dari sisi produksi cabai rawit memang terjadi penurunan akibat iklim. Namun penurunannya tidak banyak, hanya antara 10-15 persen.
Dengan penurunan sebesar itu, mestinya harga cabai tidak sampai naik hingga Rp 70 ribu sampai Rp 100 ribu per kilogram. "Saya tidak tahu mengapa harga cabai bisa merangkak hingga mencapai angka itu,” ujar Nasri.
Menurut Nasri, jika harga cabai terlalu tinggi sebenarnya petani juga tidak otomatis untung. Sebab, harga cabai mahal penyerapan produksi terganggu. Padahal komoditas ini rentan rusak seusai dipanen. “Yang untung justru pedagang yang memperoleh margin tinggi,” ujar Nasri.
Di Kabupaten Malang, tanaman cabaai pada 2016 mencapai 2.900 hektare. Hanya 100-200 hektare produktsinya mencapai 10 -15 ton per hektare. Sehingga sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan warga Malang dan sekitarnya.
Nasri menambahkan, naiknya harga cabai tidak sepenuhnya terkait produksi atau pasokan, tapi lebih pada rantai distribusinya. Pantauan di Stasiun Terminal Agribisnis Mantung, Pujon, Malang menunjukkan harga cabai rawit mulai turun dari harga Rp 82 ribu menjadi Rp 78 ribu per kilogram. Harga di pengecer atau pasar tradisional masih Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu per kilogram.