TEMPO.CO, Jakarta - Tim Patroli Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan menemukan lahan terbakar di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Pelalawan, Riau. Petugas yang berpatroli menggunakan helikopter Super Puma TNI Angkatan Udara itu menduga lahan tersebut sengaja dibakar untuk perkebunan sawit.
"Terlihat gubuk-gubuk di area sekitar lahan terbakar," ucap Kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Letnan Kolonel Firman Dwi Cahyono, Kamis, 12 Januari 2017.
Firman mengatakan kebakaran lahan terpantau sekitar 54 kilometer dari Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru. Unsur kesengajaan membakar lahan untuk perkebunan kelapa sawit terlihat dari banyaknya kebun sawit ketimbang hutan alam yang berada di wilayah itu.
Kepala Balai TNTN Supartono membantah lahan terbakar itu berada dalam kawasan taman nasional tersebut. "Kebakaran terjadi di luar taman nasional," ujarnya. Menurut dia, kebakaran terjadi di Kecamatan Langgam yang berjarak sekitar 5 kilometer dari TNTN.
Menurut Supartono, lahan terbakar itu merupakan bekas hak pengusahaan hutan (HPH) yang dikelola masyarakat. Saat ini, tutur dia, tim pemadam dari Manggala Agni dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menuju lokasi untuk memadamkan lahan yang terbakar.
TNTN merupakan kawasan konservasi dataran rendah yang menjadi habitat asli gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus). WWF mencatat, saat ini diperkirakan terdapat seratus gajah liar di hutan itu.
Kawasan itu memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Ada sekitar 360 jenis flora yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku di setiap hektare lahan TNTN. Kawasan seluas 83.068 hektare itu semula merupakan hutan produksi terbatas sebelum ditetapkan menjadi kawasan konservasi berupa taman nasional oleh Kementerian Kehutanan.
Survei WWF pada 2011 menyatakan kondisi TNTN semakin memprihatinkan. Seluas 15.714 hektare di antaranya sudah berubah menjadi kebun kelapa sawit, 328 hektare kebun karet, dan 34 hektare alih fungsi lain. Pembalakan liar juga mengakibatkan 1.534 hektare hutan menjadi gundul.
RIYAN NOFITRA