Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

TPA Regional Nambo Tunggu Jaminan Ekuitas Investor  

image-gnews
Ilustrasi sampah. TEMPO/Prima Mulia
Ilustrasi sampah. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Dinas Permukiman dan Perumahan Jawa Barat Bambang Riyanto mengatakan penerbitan surat penunjukan pemenang tender Tempat Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Nambo pada PT Panghegar Energi Indonesia tinggal menunggu kepastian ekuitas investor.

"Tinggal menunggu mereka menyampaikan tanggapan, apakah siap dengan rekomendasi yang dipersyaratkan BPKP. Kalau siap, tinggal diserahkan surat penetapan gubernur,” tutur dia saat dihubungi, Minggu, 8 Januari 2017.

Bambang mengatakan, tanggapan yang dimaksud itu menjawab hasil evaluasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang diminta Gubernur Jawa Barat. “Ini permintaan khusus karena Pak Gubernur ingin mendapatkan keyakinan penuh, makanya dimintakan khusus pada investornya,” kata dia. 

Bambang menjelaskan, gubernur meminta BPKP melakukan evaluasi tender investasi TPPAS Regional Nambo, yakni soal jaminan keuangan pemenang tender untuk memastikan kelangsungan proyek tersebut. Hasil evaluasi itu, di antaranya agar pihak PT Panghegar Energi Indonesia bersama investornya, dari Korea dan Malaysia, membuktikan ketersediaan 30 persen dari total pembiayaan investasi fasilitas pengolahan sampah itu.

“Pembiayaan itu terdiri 30 persen equity atau modal dasar. Yang 70 persen itu pinjaman perbankan. Hasil evaluasi menginginkan agar yang 30 persen itu ada pembuktiannya,” kata dia. 

Bambang mengatakan, pada Desember 2016, semua pihak yang tergabung dalam PT Panghegar Energi Indonesia sudah dipanggil untuk mendengarkan permintaan khusus tersebut. Dijadwalkan paling cepat pekan depan perwakilan konsorsium dari pihak Korea akan datang menjawab permintaan tersebut. “Kuncinya di investor itu,” kata dia. 

Bambang mengakui proses tender investasi pembangunan TPPAS Regional Nambo sudah meleset dari jadwal. “Akhir 2017 itu harusnya sudah selesai instalasi dan bisa beroperasi,” kata dia. 

Dalam menyiasati hal itu, Bambang mengatakan sudah memulai penjajakan kepada tiga kabupaten/kota yang akan memanfaatkan TPPAS Regional Nambo untuk mengoperasikannya dengan cara konvensional sambil menunggu fasilitas selesai dibangun investor. “Kalau TPA masing-masing memang benar-benar sudah collapse, harus dioperasikan Sanitary Landfill di Nambo,” kata dia. 

Bambang mengatakan, salah satu opsi yang dijajaki ialah pengoperasian bersama dengan pemerintah Kota Depok, Kabupaten Bogor, dan Kota Bogor untuk pengelolaan sistem Sanitary Landfill di TPPAS Regional Nambo sementara. “Bayangannya, selama waktu emergency, sambil menunggu beresnya instalasi pengolahan, ada semacam perjanjian kerja sama antara tiga daerah dengan provinsi untuk operasional bersama karena mereka juga punya alat berat dan SDM,” kata dia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebelumnya, pemerintah Kota Depok mengakui tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Cipayung hanya sanggup menampung sampah untuk enam bulan ke depan. "Sebenarnya sudah overload TPA Cipayung, tapi masih dipaksakan," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok Eti Suryati saat meninjau TPA Cipayung, Kamis, 5 Januari 2017.

Ia menuturkan ketinggian TPA Cipayung sudah mencapai 33 meter. Dikhawatirkan, bila terus dipaksakan, gunungan sampah tersebut bisa longsor dan membahayakan warga yang mengais sampah di sana.

Apalagi, setiap hari, warga Depok memproduksi 1.200 ton sampah. Adapun sampah yang masuk ke TPA Cipayung mencapai 700-750 ton per hari. "Sisanya ada yang diolah di UPS, bank sampah, dan masih ada yang dibuang secara liar," ujarnya.

Untuk mengatasi krisis itu, pemerintah Kota Depok menargetkan pembukaan kolam D sebagai tempat penampungan sampah di TPA Cipayung pada tahun ini. Kolam seluas 5.000 meter persegi tersebut dibuka karena sampah di tiga kolam yang ada sudah melebihi kapasitas.

Eti Suryati mengatakan pemerintah telah menganggarkan pembukaan kolam D sebesar Rp 7 miliar tahun ini. Berdasarkan kajian pemerintah, kolam D yang bakal dibuka tersebut mampu menampung sampah warga Depok selama setahun ke depan. Pembukaan kolam tersebut merupakan alternatif penanganan sampah jangka pendek di Depok sambil menunggu dibukanya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Nambo di Kabupaten Bogor.

Selain itu, Depok sedang menjajaki teknologi pengolahan sampah yang dilakukan di Bantargebang, Bekasi. "Kerja sama dengan Bekasi untuk mengolah sampah sudah dilakukan. Sekarang sedang dibuat feasibility study atau studi kelayakannya," ucapnya.

Anggota Komisi C DPRD Kota Depok, Sri Utami, mengatakan sampah di TPA Cipayung memang sudah melebihi kapasitas sejak tahun lalu. Sampai sekarang masih dipaksakan karena tidak ada lagi alternatif lokasi membuang sampah. "Karena itu, ke depan, Depok mesti memanfaatkan teknologi pengolahan sampah," tuturnya.

AHMAD FIKRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

17 hari lalu

Kawanan monyet ekor panjang yang memasuki kawasan permukiman di Kota Bandung. Cuplikan video netizen
Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.


Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

24 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi dengan pengunjung di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. ANTARA/Budi Candra Setya
Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?


Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

25 hari lalu

Monyet ekor panjang (macaca Fascicularis) berinteraksi di Taman Nasional Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Minggu, 18 Februari 2024. Berdasarkan Internasional Union for Conservation Nature (IUCN) Monyet ekor panjang mengalami perubahan status dari rentan (vunerable) menjadi terancam punah (endangered) yang diprediksi populasinya akan menurun hingga 40 persen dalam tiga generasi terakhir atau sekitar 42 tahun akibat habitat yang mulai hilang serta perdagangan ilegal. ANTARA/Budi Candra Setya
Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?


4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

28 hari lalu

Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di pinggir jalan. (ANTARA)
4 Dugaan Sebab Monyet Berkeliaran di Kota Bandung Beberapa Hari Ini

Sekelompok monyet ekor panjang berkeliaran di atap-atap rumah warga di Kota Bandung beberapa hari belakangan. Tanda bencana alam?


Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

40 hari lalu

Anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) menunjukkan surat suara pemilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di TPS 02 Desa Kanekes, Lebak, Banten, Rabu, 14 Februari 2024. Dilarangnya penggunaan listrik di wilayah adat Suku Badui tersebut membuat perhitungan surat suara Pemilu 2024 pada malam hari hanya menggunakan senter. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Ketua KPPS di Kota Bandung Meninggal Usai Pemilu, Diduga Kelelahan

Selama pemilu, ada 345 orang petugas, termasuk KPPS yang terlibat proses pemilu mendapat pelayanan kesehatan selama pemilu berlangsung.


Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

42 hari lalu

Anggota KPPS dalam proses  penghitungan kertas surat suara untuk presiden dan wakil presiden dalam pemilu 2024 di TPS 59 Kelurahan Bedahan Depok, 14 Februari 2024. Pasangan Prabowo-Gibran memenangi perolehan suara di TPS ini 220 suara, Anies-Muhaimin dengan 100 Suara dan pasangan Ganjar-Mahfud dengan 23 Suara dan 1 suara tidak sah. TEMPO/Amston Probel
Kelelahan, 183 Petugas KPPS di Kota Bandung Dirawat

Seluruh petugas KPPS yang kelelahan tersebut ada yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit Kota Bandung.


Rekomendasi 8 Hotel Kapsul Murah Di Bandung

43 hari lalu

Hotel kapsul Bobobox di Hotel Nyland Cipaganti, Bandung, Jawa Barat. Sumber: Booking.com
Rekomendasi 8 Hotel Kapsul Murah Di Bandung

Terdapat sejumlah hotel kapsul dengan harga miring di Bandung. Saat liburan selalu penuh.


Antisipasi Hujan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Dijadikan TPS

44 hari lalu

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Antisipasi Hujan, Pemkot Bandung Siapkan 736 Sekolah Dijadikan TPS

Penjabat Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono menyampaikan terdapat beberapa TPS yang berada di wilayah potensi titik banjir.


Kota Bandung Tertibkan Jaringan Kabel Fiber Optik Udara Mulai Juni 2024

51 hari lalu

Pejalan kaki melintas di antara kabel fiber optik yang berada di jalur pedestrian, kawasan Kramat Raya, Jakarta, Senin, 11 November 2019. ANTARA
Kota Bandung Tertibkan Jaringan Kabel Fiber Optik Udara Mulai Juni 2024

Pemkot Bandung bekerja sama dengan PT Bandung Infra Investasma (BII) dan PT Jaringan Pintar Bersama (JBB) untuk menertibkan kabel fiber optik.


4 Destinasi Wisata di Kota Cimahi: Curug Sampai Kampung Buyut yang Sempat Viral

57 hari lalu

Kampung Buyut Cipageran. Instagram
4 Destinasi Wisata di Kota Cimahi: Curug Sampai Kampung Buyut yang Sempat Viral

Secara geografis, kota ini terletak di sebelah barat Kota Bandung. Kota Cimahi menawarkan beragam wisata alam yang menarik untuk dikunjungi.