TEMPO.CO, Surabaya - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) mengoptimalkan pemantauan terhadap tanggul penahan lumpur di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, memasuki puncak musim hujan. Ini guna mengantisipasi terjadinya tanggul jebol.
Hubungan Masyarakat BPLS Hengky Listria Adi mengatakan pemantauan tanggul untuk melihat apakah ada kerusakan atau retakan pada musim hujan. "Sampai dengan saat ini, kondisinya masih aman meskipun curah hujan yang terjadi di Sidoarjo cukup tinggi," katanya, Sabtu, 7 Januari 2017.
Ia mengatakan pemantauan juga dilakukan di lokasi pengaliran lumpur dan kolam penampungan yang menuju ke Kali Porong setiap jam.
"Untuk pengaliran ini kami lakukan pemantauan setiap jam supaya bisa mengantisipasi dengan cepat dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari mengingat saat ini semburan lumpur dari pusat semburan masih terjadi," tutur dia.
BPLS juga mengerahkan lima unit kapal keruk untuk membantu mengalirkan lumpur dari dalam kolam penampungan ke Kali Porong supaya beban di dalam kolam penampungan menjadi berkurang. Selain itu, terdapat 19 unit pompa air yang disediakan di sejumlah titik guna antisipasi terjadinya banjir yang mungkin terjadi di sekitar lokasi tanggul penahan lumpur.
BPLS juga berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan pihak PT Kereta Api Indonesia. Sebab tepat di sisi barat kolam penampungan lumpur terdapat rel KA yang menghubungkan Surabaya dan Malang, juga beberapa kota lain di Jawa Timur, seperti Banyuwangi dan Jember.
"Kami optimistis jika pada musim hujan tahun ini kondisi tanggul penahan lumpur di Sidoarjo aman dan kuat," katanya.
ANTARA