TEMPO.CO, Bandung - Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Diah Dhiyanawati Djunaedi membuktikan manfaat daun tempuyung untuk mengatasi batu pada saluran kemih. Diah pun berhasil mendapatkan dua zat dari daun yang selama ini sulit dipisahkan oleh peneliti lain, yaitu luteolin dan apigenin. Hasil riset itu menyimpulkan kedua zat tersebut berfungsi untuk menekan pertumbuhan batu dan meluruhkannya.
Menurut Diah, riset yang dirintis sejak empat tahun lalu itu beranjak dari penggunaan daun tempuyung sebagai obat tradisional bagi penderita batu ginjal atau pun batu kemih. Obat berbahan daun tempuyung juga sudah dipakai industri farmasi. "Pembuktian ilmiahnya bagaimana, itu yang perlu dilakukan," kata periset yang baru mendapat gelar Guru Besar dalam bidang Ilmu Biokimia dan Biologi Molekuler pada Fakultas Kedokteran Unpad itu, Jumat, 6 Januari 2016.
Simak:
Riset Perguruan Tinggi Didorong untuk Berorientasi Industri
Penelitian itu diuji pada batu oksalat, jenis batu di dalam kandung kemih yang ditemukan pada kebanyakan pasien. Diah belum melakukan uji klinis pada orang, melainkan pada tikus jenis Galur Wistar jantan. Uji aktivitas anti batu dibagi dalam dua upaya perlakuan, yaitu upaya pencegahan dan upaya pengobatan.
“Kedua efek sinergis ini merupakan hal baru yang terungkap oleh penelitian ini, disamping kemampuan diuretiknya yang membantu melarutkan dan mengeluarkan lewat urinasi,” kata Prof Diah.
Hasil paling menggembirakannya yakni berhasil memisahkan atau isolasi dan memurnikan senyawa luteolin dan apigenin dari daun tempuyung. "Sebelumnya oleh peneliti lain tidak berhasil," kata dia. Lewat perulangan cara dengan hasil yang sama, Diah membagikan metode temuannya untuk umum lewat jurnal ilmiah.
Menurutnya, hasil riset yang tidak dipatenkannya itu kini sudah selesai. Ia menyerahkan kepada siapa pun yang ingin melakukan uji klinis, maupun produsen untuk mengolahnya sebagai obat. Dari hasil uji biokima sebagai parameter keamanan, termasuk khasiat, air rebusan atau dekok daun tempuyung. relatif aman terhadap organ hati dan ginjal.
ANWAR SISWADI
Baca juga:
Arief Yahya: Air Mancur Sri Baduga Purwakarta Akan Mendunia
Aktivitas Gunung Gamalama Meningkat, Status Tetap Waspada