TEMPO.CO, Bengkulu - Masyarakat adat Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu, hingga saat ini masih menyimpan bulir padi raksasa seukuran buah kelapa yang usianya mencapai dua abad lebih. Biasanya, bulir padi ini akan dihadirkan dalam ritual adat turun sawah.
Menurut Mirdi, Sekretaris Lembaga Adat, Desa Selali, Kecamatan Pinoraya, Kabupaten Bengkulu Selatan, bulir padi raksasa ini dibawa nenek moyang mereka yang berasal dari Pagaruyung, Sumatera Barat, sekitar dua ratus tahun lalu.
“Bulir padi raksasa ini merupakan cikal bakal sejarah dikenalnya tanaman padi di Kabupaten Bengkulu Selatan,” kata Mirdi saat ditemui dalam sebuah ritual penghormatan pada benih, Kamis, 5 Januari 2017.
Ia menceritakan, tanaman padi yang sekarang ada di Bengkulu Selatan dulunya dibawa Raja Mangkuto Alam yang bernama Sri Galir. Sri Galir melakukan perjalanan ke berbagai tempat dan akhirnya menetap di Desa Selali.
Kemudian, ucap Mirdi, bulir padi yang dikenal dengan padi besak (padi besar) pun ditanam di desa tersebut dan diikuti keturunannya. Meski padi besak tidak lagi ditanam masyarakat, sebagai bentuk penghormatan, bulir padi raksasa tersebut hingga saat ini masih disimpan dan dijaga dengan baik oleh keturunannya.
Saat ini, bulir padi berukuran sebesar buah kelapa yang asli telah menjadi bubuk hancur dimakan usia. Namun bubuk padi masih disimpan dengan baik. Sedangkan untuk kegiatan ritual adat, selain menghadirkan bubuk padi, mereka membuat replika bulir yang ukuran dan bentuknya sama.
Bupati Bengkulu Selatan Dirwan Mahmud menjelaskan, ritual turun sawah dengan mengeluarkan replika bulir padi raksasa dan bubuk padi raksasa asli merupakan budaya lokal yang memiliki nilai sejarah yang harus dilestarikan.
Maka pemerintah daerah berencana mengemas event turun ke sawah dengan mengeluarkan bulir padi raksasa sebagai kegiatan wisata budaya dan sejarah Kabupaten Bengkulu Selatan secara rutin.
"Ini kearifan lokal yang mesti kita lestarikan dan dapat menarik minat wisatawan. Pemerintah daerah berencana mendesain kegiatan ini sebagai event rutin tahunan daerah," tutur Dirwan.
PHESI ESTER JULIKAWATI
Baca juga:
Soal Draf Perpu Kpk, Menteri Yasonna: Itu Hoax Awal Tahun
Ini Rekam Jejak Pendidikan Penulis Jokowi Undercover