Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dana Riset 2017, Pemerintah Gelontorkan Hampir Rp 1,4 T  

image-gnews
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek), Muhammad Nasir. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek), Muhammad Nasir. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhamamd Nasir mengatakan tahun ini pihaknya menggelontorkan dana untuk penelitian sebesar Rp 1,395 triliun. Selain itu ada penambahan alokasi untuk Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum sebesar Rp 380,4 miliar. Sementara untuk dana pengabdian kepada masyarakat juga dikucurkan senilai Rp 150 miliar.

“Kami ingin meningkatkan riset Indonesia menjadi lebih berkualitas,” kata Nasir di kantornya, Jumat, 6 Januari 2017. Ia menambahkan ada 17 skema pendanaan untuk riset dan 11 skema pendanaan untuk pengabdian kepada masyarakat. Dengan masing-masing pendanaan yang dikucurkan sebesar 14 ribu lebih untuk jenis riset dan 2 ribu lebih untuk pengabdian masyarakat.

Nasir juga mendorong kepada para rektor di perguruan tinggi untuk meningkatkan anggaran riset kepada mahasiswanya. Menurut dia, pelaksanaan riset lebih mudah dibanding pertanggungjawaban secara keuangan. Sehingga ia meminta kepada perguruan tinggi untuk tidak terlalu rumit dalam membuat pertanggungjawaban riset. Asalkan menerapkan good governance seperti transparansi dan akuntabilitas.

Menurut Nasir, riset di Indonesia masih kurang dibanding beberapa negara di Asia. Hal itu tercermin dari perbandingan belanja riset dan pengembangan setiap tahunnya. Pada 2014 perbandingan biaya riset di angka 0,08. Pada 2016 perbandingan biaya riset naik menjadi 0,2. Namun dibanding dengan Cina dan Korea Selatan, angka itu masih rendah. Sebab, mereka berada di atas angka 2.

Nasir menjelaskan permasalahan riset yang juga dialami Indonesia adalah soal komposisi dukungan pembiayaan riset. Ia mengatakan sebesar 75 pesen riset saat ini didukung oleh pemerintah. Sisanya, 25 pesen dibiayai industri. Padahal di negara-negara lain dukungan riset dari industri sudah mencapai 80 persen.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk itu, pada 2017 ini Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi bakal menggandeng beberapa perguruan tinggi seperti Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, dan Universitas Indonesia untuk bekerjasama dengan industri agar pembiayan riset bisa dilakukan industri.

Meski begitu, Nasir mengapresiasi jumlah publikasi riset yang mengalami peningkatan. Pada 2015 tercatat ada sekitar 5.400 hasil riset yang terpublikasi. Pada tahun selanjutnya, terhitung ada 6.230 riset yang terpublikasi. Ia mengharapkan pada 2017 publikasi riset terus meningkat dengan bekerjasama dengan industri. “Sudah ada mapping-nya, harus ada peningkatan,” kata dia.

DANANG FIRMANTO

Baca juga:
Gaji Asisten Bupati Rp 15 Juta Sebulan, Ganjar: Kecil Sekali
Di Penjara, Penulis Jokowi Undercover Khawatir

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

15 hari lalu

Secara spesifikasi, Kia Ray dibekali baterai lithium-iron-phosphate (LFP) 35,2 kilowatt-jam. (Foto: Kia)
BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.