TEMPO.CO, Brebes - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sempat terkejut mendengar gaji seorang asisten bupati yang sebulan mencapai Rp 15 juta. Menurut Ganjar, jumlah itu sedikit. Sehingga tidak menutup kemungkinan memberi peluang untuk melakukan korupsi.
"Itu kan kecil sekali, peluang korupsi itu masih tinggi sekali. Karena duit yang dikelola itu banyak sekali triliunan," ujar Ganjar saat mengunjungi Brebes, Kamis, 5 Januari 2017.
Baca juga:
Kasus Suap, KPK Dalami Keterlibatan Anak Bupati Klaten
Dari Penggeledahan Rumah Bupati Klaten, KPK Sita Rp 3,2 M
Ganjar berkomentar hal tersebut terkait dua kejadian operasi tangkap tangan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi di Kebumen dan Klaten. Pada 30 Desember lalu, Bupati Klaten Sri Hartini ditangkap KPK dalam rangkaian operasi tangkap tangan. Sehari setelah penangkapan, KPK mengumumkan penetapan Sri Hartini sebagai tersangka kasus suap. Dia diduga menjual promosi jabatan di pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Di hadapan ratusan pejabat Pemerintah Kabupaten Brebes, Ganjar memberi wejangan soal bahaya korupsi. "Saya ingin mendengar apa respons mereka terhadap kasus korupsi yang terjadi di Klaten. Saya ingin melihat apakah diam saja, melawan, atau ikut merombak," kata Ganjar.
Ganjar meyakini cara itu bisa mencegah praktek korupsi. Di sisi lain, Ganjar juga tengah mengawasi dengan ketat terhadap daerah-daerah untuk mencegah kasus makelar jabatan seperti di Klaten terulang kembali. "Caranya ya dengan terus dipelototi," kata Ganjar.
Ganjar berencana mengumpulkan kepala daerah dari 35 kabupaten dan kota se-Jawa Tengah di Magelang dalam waktu dekat ini. Dalam pertemuan itu akan dibahas bagaimana mencegah agar kasus serupa terulang kembali.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ