TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Selasa terbang menuju Arab Saudi guna memastikan kuota haji Indonesia kembali normal seperti sebelum dipangkas karena proyek perluasan Masjidil Haram. "Insya Allah hari ini saya akan bertolak ke Jeddah karena besok akan ada penandatanganan MoU (nota kesepahaman)," kata Lukman di Jakarta, Selasa, 3 Januari 2017.
Lukman mengatakan, dalam nota kesepahaman yang terkait dengan haji itu terdapat butir-butir kesepakatan mengenai kuota haji masing-masing negara, termasuk Indonesia.
Menurut Lukman, Indonesia mendapatkan kehormatan sebagai negara pertama di dunia untuk menandatangani nota kesepahaman haji di Arab Saudi.
Kuota haji Indonesia dipotong 20 persen sejak beberapa tahun belakangan akibat ekspansi Masjidil Haram. Indonesia memiliki kuota haji 168 ribu, sementara kuota normalnya 210 ribu.
Lukman mengatakan pengembalian dan penambahan kuota haji Indonesia akan memiliki dampak besar bagi pelayanan jamaah haji Indonesia. Implikasi kembalinya kuota, kata Lukman, bukan hanya akomodasi dan konsumsi, melainkan petugas haji yang terkait dengan pelayanan jamaah di dalam negeri dan di Saudi.
Minat umat muslim Indonesia menunaikan ibadah haji cukup tinggi. Hal tersebut terbukti dari panjangnya daftar tunggu haji di sejumlah daerah, dari belasan bahkan sampai puluhan tahun.
Seperti di Jambi, daftar tunggunya sampai 25 tahun dan Yogyakarta dengan masa tunggu haji hingga 17 tahun. Kementerian Agama mencatat sekitar tiga juga orang masuk dalam antrean daftar tunggu haji tersebut.
ANTARA