Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Unik, Pria Muslim Ini Bernama Slamet Hari Natal

image-gnews
Slamet Hari Natal, warga asal Malang, yang mempunyai nama unik. (Tempo/Abdi Purmono)
Slamet Hari Natal, warga asal Malang, yang mempunyai nama unik. (Tempo/Abdi Purmono)
Iklan

TEMPO.CO, Malang – Seorang pria muslim di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mendadak terkenal di jejaring sosial Facebook karena bernama Slamet Hari Natal. Diambil dari bahasa Jawa, kata slamet bersinonim dengan kata selamat dalam bahasa Indonesia. 

“Iya, Mas, benar nama saya memang begitu. Malah saya akrabnya dikenal sebagai Slamet Yesus karena lahirnya pas hari Natal,” kata Slamet kepada wartawan, Selasa, 27 Desember 2016.

Slamet tinggal di Jalan Sangadi, RT 24 RW 08 Dusun Wates, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo. 

Slamet lahir sebagai sulung dari dua orang anak pasangan Samsuri dan Ngatinah pada 25 Desember 1962. Proses persalinan ibunya ditangani bidan Akaskio, warga Kebonsari, Kecamatan Tumpang, Malang. Lalu, sang bidan menyarankan Ngatinah untuk memberikan nama sesuai dengan perayaan hari Natal. 

“Ketimbang repot-repot dan sulit-sulit kasih nama, bidannya usulkan beri nama Slamet Hari Natal dan orang tua saya setuju,” kata Slamet.

Slamet mengaku tidak pernah mengalami masalah serius sejak kecil sampai menamatkan sekolah menengah meski menyandang nama tersebut. Tapi justru orang tuanya yang beberapa kali kerepotan dan mendapat hambatan saat mengurus administrasi kependudukan, seperti memasukkan namanya ke dalam akta kelahiran dan kartu keluarga serta saat mendaftarkan dirinya ke sekolah.

Ternyata hambatan serupa dialami Slamet saat ia dewasa dan menikah. Kendala paling dirasakan Slamet saat ia mengurus kartu tanda penduduk, kartu keluarga, dan akta kelahiran baik untuk dirinya sendiri ataupun bagi istri dan ketiga anaknya. 

Urusan di tingkat rukun tetangga dan rukun warga lancar-lancar saja karena petugas dan Slamet sudah saling kenal sebagai tetangga. Namun masalah baru dirasakan saat mengurusnya di tingkat desa, kecamatan, dan dinas kependudukan. 

Para petugas di tiga instansi semula tidak percaya dan terheran-heran begitu mengetahui nama lengkapnya. Walhasil, proses administrasi kependudukan jadi lama karena petugas butuh waktu untuk memverifikasi keaslian dan kelengkapan nama pria berusia 54 tahun tersebut.

Slamet beristrikan Setyowati. Pasangan ini mempunyai dua anak lelaki dan seorang anak perempuan, yakni Arif Wendi Yunianto Ferdiansyah, Nova Dewi Nurayomi Ayu, dan Guruh Tedy Prasetyo Susanto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Urusan anak bungsu saya (Guruh Tedy) saat mendaftar sebagai anggota TNI juga sempat tak lancar. Misalnya, saya ditanya macam-macam saat mengurus SKCK (surat keterangan catatan kepolisian) untuk putra saya, tapi alhamdulillah akhirnya bisa selesai,” ujar Slamet.

Guruh kini bertugas di Brigade Infanteri 24/Bulungan Cakti, Tanjungselor, Kalimantan Utara. Namun, kata Slamet, saat sudah jadi anggota TNI pun Guruh masih sering ditanya tentang nama lengkap orang tuanya. Bahkan Guruh sampai harus mengirim fotokopi KTP Slamet untuk memastikan bahwa benar ayahnya bernama Slamet Hari Natal.

Walau lahir bertepatan dengan hari Natal, menurut Slamet, ia hanya mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dari tiga anak dan empat cucunya tanpa dirayakan dengan sebuah pesta.

Sebaliknya, Slamet merasa membanggakan nama tersebut sebagai doa dan harapan terbaik yang diberikan orang tua. Baginya, nama itu mengandung pesan toleransi terhadap perbedaan agama. Para pemeluk agama harus rukun.

“Saya beragama Islam, kayakinan ada di dalam hati. Agama itu pegangan hidup, tapi perbedaan agama tidak harus memecah belah kerukunan dengan umat agama lain. Kita harus saling menghormati sebagai sesama manusia,” kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai sopir itu.

Kebanggaan lain disampaikan Slamet berdasarkan pengalaman unik dan lucu terkait dengan namanya. Lima tahun lalu, misalnya, KTP-nya pernah disita petugas Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, saat menyeberang ke Bali untuk mengantar orang berwisata. Rupanya, sang petugas malah meminta KTP lama miliknya untuk disimpan sebagai kenang-kenangan karena nama Slamet dianggap unik. 

Waktu ia mengurus surat izin mengemudi pun, petugas memotret KTP-nya buat kenang-kenangan.

ABDI PURMONO


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

17 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.


Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

33 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Indonesia Angkat Isu Literasi Keagamaan Lintas Budaya di Sidang Dewan HAM PBB

Isu tersebut dinggap penting diangkat di sidang Dewan HAM PBB untuk mengatasi segala bentuk intoleransi dan prasangka beragama di dunia.


Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Suasana Terowongan Silaturahim yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, Senin, 25 Oktober 2021. Terowongan yang dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 m2 dengan total luas shelter dan tunnel 226 m2 menelan dana sebesar Rp 37,3 miliar. TEMPO/Syara Putri
Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.


Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

18 Juni 2023

Wali Kota Tangerang Selatan bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan meresmikan dua Markas Koramil, Selasa 30 Mei 2023. Foto TEMPO/Muhammad Iqbal
Terkini Metro: Pangdam Jaya Ajak Remaja Masjid Jaga Toleransi, BMKG Minta Warga Depok Waspada Kekeringan

Kepada remaja masjid, Pangdam Jaya mengatakan pluralisme sebagai modal kuat dalam bekerja sama untuk menjaga persaudaraan dan kedamaian di Indonesia.


Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

24 Mei 2023

Mas Dhito Puji Toleransi Umat Beragama Desa Kalipang

Berbudaya itu, bagaimana budaya toleransi beragama, menghargai umat beragama lain, budaya tolong menolong.


Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

1 April 2023

Menikmati pemandangan indah di pinggir danau venue dayung, Jakabaring Sport City. Disini pengunjung dapat pula olahraga jogging sore sembari ngabuburit. TEMPO/Parliza Hendrawan
Ngabuburit di Tepi Danau Jakabaring Sambil Lihat Simbol Toleransi Beragama

Di akhir pekan atau hari libur nasional, Jakabaring Sport City menjadi pilihan destinasi liburan dalam kota yang seru.


Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

16 Februari 2023

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berfoto bersama dengan pengurus BEM PTNU Se-Nusantara di Jakarta, Rabu (15/2/23).
Ketua MPR Ajak Junjung Tinggi Nilai Toleransi Agama

Indeks perdamaian global terus memburuk dan mengalami penurunan hingga 3,2 persen selama kurun waktu 14 tahun terakhir.


Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

2 Februari 2023

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.
Bamsoet: MPR dan MUI Siap Gelar Sosialisi Empat Pilar MPR

Sosialisasi itu akan mengangkat tema seputar peran organisasi keagamaan dalam menjaga kerukunan dan kondusivitas bangsa.


Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

16 November 2022

Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Dr. Drs. Karjono, S.H., M.Hum menghadiri Pengukuhan Pengurus Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Rabu, (16/11).
Wakil Kepala BPIP Dorong Pemkab Klaten dan FKUB Raih Penghargaan

Klaten disebut sebagai miniaturnya Indonesia. Di tengah keberagaman agama tetap memiliki keharmonisan, persatuan dan kesatuan.


Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

28 Oktober 2022

Sejarah Pertama di SMAK St. Fransiskus, Siswi Muslim Menjadi Ketua OSIS. Instagram/smakstfransiskusrutengntt
Siswi Muslim Jadi Ketua Osis di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng

Aprilia Inka Prasasti terpilih sebagai ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di SMA Katolik St. Fransiskus Saverius Ruteng Nusa Tenggara Timur.