TEMPO.CO, Semarang – Polemik pendirian pabrik PT Semen Indonesia di Rembang masih terus berlanjut. Dua kelompok warga yang berbeda dalam menyikapi pendirian pabrik sama-sama menggelar unjuk rasa di kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa, 27 Desember 2016.
Jika belumnya hanya kelompok penolak pabrik yang berunjuk rasa, kali ini warga pendukung pabrik semen juga menggelar unjuk rasa di tempat yang sama. Polisi pun harus bekerja keras memisahkan dua kubu agar tak saling bersinggungan di lapangan.
Pihak penolak pabrik berada di sisi utara. Adapun pihak pendukung berada di sisi selatan. Dua kelompok juga sama-sama membentangkan spanduk berisi aspirasi mereka.
Kubu pendukung pabrik semen berunjuk rasa dengan menampilkan berbagai kesenian tradisional. Sebagian besar dari mereka mengenakan pakaian adat istiadat berbagai daerah. Mereka membawa poster bertuliskan: "Selamatkan aset negara, pabrik semen lanjut!!!". Kelompok pendukung mengatasnamakan diri Laskar Brotoseno dan Aliansi Budaya Masyarakat Jateng untuk Rembang Bersatu.
Koordinator warga pendukung pabrik semen, Wahyudi, mengatakan keberadaan pabrik semen akan mendatangkan kesejahteraan bagi Rembang. “Pabrik semen meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan,” kata Wahyudi.
Adapun bagi kelompok penolak pabrik semen, Selasa siang merupakan hari ke-sembilan mereka menggelar aksi demonstrasi. Sebelumnya mereka mendirikan tenda di depan kantor gubernur. Namun pendirian tenda itu dibubarkan polisi pamong praja.
Warga penolak pun menggelar unjuk rasa di pinggir jalan dengan membawa payung. Ada juga penolak pabrik semen dari puluhan orang yang mengatasnamakan diri #punkmelawan. Mereka juga membawa spanduk bertuliskan: "Tolak pabrik semen di Pegunungan Kendeng".
Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Rembang Joko Prianto menyatakan tak akan pulang ke Rembang sebelum pabrik semen dihentikan. “Kami menuntut keadilan,” kata Joko.
Ia menagih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mentaati putusan Mahkamah Agung yang mengabulkan gugatan warga penolak pabrik semen. Hingga kini, Ganjar belum bersikap. Ia menunggu rekomendasi dari tim yang sudah dibentuk.
ROFIUDDIN