TEMPO.CO, Mataram - Nilai kerugian akibat bencana banjir di Bima, Nusa Tenggara Barat, diperkirakan mencapai Rp 979,3 miliar. Ini berdasarkan penghitungan yang didapat dari rapat bersama rencana aksi tanggap darurat yang berlangsung di Bima, Ahad malam, 26 Desember 2016.
Berdasarkan rekap data terbaru, jumlah korban banjir yang mengungsi adalah 105.753 jiwa dengan rincian 98.423 jiwa mengungsi di tempat keluarga dan di titik pengungsian 7.330 jiwa, yang tersebar di 7 kelurahan.
Rapat yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei bersama Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial Adhy Karyono menghitung kerusakan fasilitas kesehatan, pendidikan, jalan, jembatan, prasarana air minum, persampahan, pertanian, rumah penduduk, dan tempat usaha.
"Distribusi bantuan dan pembersihan harus dioptimalkan. Sejumlah truk akan didatangkan Pemerintah Provinsi untuk membantu distribusi bantuan dan kegiatan pembersihan," ucap Willem dalam rilis yang diterima Tempo, Senin, 26 Desember 2016.
Menurut rilis, kendala utama yang dihadapi saat ini adalah kesulitan melakukan distribusi bantuan karena kekurangan tenaga dan sarana.
Willem mengarahkan beberapa rencana aksi selain distribusi bantuan, yang merupakan langkah prioritas, yakni pembersihan. “Sejumlah truk akan didatangkan pemerintah provinsi untuk membantu distribusi bantuan dan kegiatan pembersihan,” kata dia.
Tenaga dari TNI, polisi, dan relawan akan ditempatkan per sektor wilayah terdampak. Untuk rekonstruksi dan rehabilitasi infrastruktur rusak harus disusun rencana aksi lintas sektor. Ini diperlukan untuk melakukan rehab sekolah yang akan disampaikan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sedangkan perbaikan jembatan dan jalan akan disampaikan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Untuk antisipasi dan pengurangan risiko bencana pada masa mendatang, beberapa hal yang mendesak dilakukan adalah normalisasi sungai, penataan drainase, dan penertiban penataan ruang.
Dalam rilis juga dijelaskan rincian kerugian yang dialami Kota Bima dengan total sekitar Rp 979,3 miliar, yang terdiri dari fasilitas kesehatan berupa 4 puskesmas, 29 puskesmas pembantu, 29 pondok bersalin desa, dan 1 kantor laboratorium kesehatan daerah, dengan perkiraan nilai kerugian Rp 66,4 miliar.
Lalu ada fasilitas pendidikan yang rusak, seperti 18 SD, 5 SMP, dan 4 SMA. Infrastruktur jalan, jembatan, prasarana air minum, dan prasarana pengelolaan sampah juga mengalami kerusakan dengan nilai kerugian sekitar Rp 255 miliar.
Areal pertanian terendam banjir dengan perkiraan nilai kerugian sekitar Rp 5,806 miliar. Sejumlah rumah penduduk juga rusak dengan perincian 91 hanyut, 47 rusak berat, 49 rusak sedang, dan rusak ringan tidak terhitung. Adapun untuk tempat usaha dan kios, 77 rusak berat dan 39 rusak sedang.
SUPRIYANTHO KHAFID