TEMPO.CO, Mataram - Lebih dari 800 ton beras dan 20 ton gula milik Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Barat rusak akibat terendam banjir setinggi tiga meter di Bima. Bahkan salah satu gudang Bulog tersebut roboh karena tertimpa tumpukan beras.
Kondisi itu disampaikan Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Barat Sawaludin Susanto. Menurut dia, gudang Bulog yang roboh memiliki kapasitas penyimpanan beras dan gula hingga 1.000 ton. Gudang itu berada di Kelurahan Jatiwangi, Kecamatan Asakota, Kota Bima. “Yang bisa diselamatkan dipindahkan ke Kabupaten Dompu agar tidak ikut rusak,” kata Sawaludin kepada Tempo di Mataram, Senin, 26 Desember 2016.
Menurut Sawaludin, kapasitas sembilan gudang di Jatiwangi adalah 2.200 ton, tapi 40 persen di antaranya terendam banjir. Sedangkan dari persediaan gula sebanyak 60 ton di gudang tersebut, sekitar 20 ton mengalami kerusakan. Kondisi itu telah dia sampaikan kepada Badan Pengawasan Obat dan Makanan. “Kalau rusak berarti tidak layak dikonsumsi, ya ditunggu saja pemeriksaan Balai POM. Kalau tidak layak konsumsi ya dimusnahkan,” ujarnya.
Meski dilanda banjir besar, Sawaludin menjamin persediaan beras Bulog belum terganggu. Sebab, kata dia, masih ada belasan ribu ton stok beras di gudang Bolo dan Doro Tangga, Kabupaten Dompu. Gudang tersebut setiap bulannya mampu menyuplai kebutuhan masyarakat miskin maupun masyarakat sejahtera sebanyak 8.000 ton. “Masih mampu menyiapkan kebutuhan selama tujuh bulan,” ucapnya.
Senin siang, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa meninjau gudang Bulog di Jatiwangi, sebelum beranjak ke Posko Dapur Umum Tagana Banjir di Balai Kota Bima. Khofifah juga meninjau pengungsi di Masjid Baitul Hamid Kelurahan Penaraga, Kecamatan Raba. Sebagian besar masyarakat tinggal di rumah masing-masing. Baru ketika waktu makan mereka mengambil dari posko masjid dan kiriman posko utama Tagana.
Setelah berdialog dengan masyarakat, Khofifah menuju Kelurahan Rabadompu Timur yang merupakan lokasi banjir bandang. Dia juga menuju Masjid Sultan Salahuddin, Kelurahan Paruga, lokasi tempat tinggal sementara masyarakat yang jumlahnya 400-500 jiwa. Selanjutnya, Khofifah meninjau Kampung Sigi RW 03 di belakang Masjid Salahuddin.
SUPRIYANTHO KHAFID