INFO NASIONAL - Mempersiapkan mahasiswa dan mahasiswi Indonesia menjadi insinyur kelas dunia kini semakin mudah. School of Mechanical Engineering, President University telah meramu dan mengimplementasikan model pembelajaran terbaru. Caranya, mengajak mahasiswa melakukan pencarian solusi generik problematika dan tantangan dunia industri dalam kondisi riil di lapangan.
Pengembangan ini dimulai dari mata kuliah Engineering Thermodynamics. Peserta didik dilibatkan dalam dinamika dan realitas industri Instalasi Pembangkit Listrik Bekasi Power. Metode kuliah yang diberi nama Teaching Power Plant ini mengambil 40 persen porsi kuliah satu semester yang dilaksanakan sebagai kolaborasi Bekasi Power di kawasan industri Jababeka bersama President University.
Dalam mata kuliah ini, mahasiswa dikondisikan untuk melihat, mengeksplorasi pengalaman para ahli, serta menganalisis, lalu menyimpulkan prinsip kerja Rankine cycle, Brayton cycle, dan Heat Recovery Steam Generator. Semua fokus kegiatan dilakukan langsung di PLTGU System di Bekasi Power.
PLTGU System di Bekasi Power adalah sebuah pembangkit listrik berkapasitas 130 megawatt (MW) yang mulai dibangun dan beroperasi sejak 2007. Saat ini dilakukan pembangunan pembangkit tahap ketiga dengan kapasitas yang sama. Pembangkit listrik ini terdiri atas turbin gas 6B yang modern buatan General Electric Energy dengan kapasitas masing-masing 40-42 MW berdasarkan rating ISO.
Selain itu, kelengkapan pembangkit ini bertambah istimewa dengan adanya dua generator uap dari Thermax Babcock and Wilcox Limited. Siklus gabungan ini dilengkapi oleh turbin uap dari Shin Nippon dengan kapasitas 46-50 MW yang didorong suhu uap bertekanan tinggi dari kedua generator uap. Uap ini memanfaatkan energi panas dari gas buang dari turbin-turbin gas, sehingga total kapasitasnya mencapai 130 MW.
Dosen pengampu mata kuliah Termodinamika, Tetuko Kurniawan, MSc, menegaskan, proses pembelajaran ini akan berlangsung selama tiga bulan. Pada akhir proses perkuliahan, semua mahasiswa dan mahasiswi ditugaskan untuk menuliskan dan mempresentasikan hasil analisis prinsip kerja dan problematika lapangan masing-masing instalasi yang ada berdasarkan penguasaan basis teori.
Sehingga akhirnya mahasiswa mendapat umpan balik dari pimpinan perusahaan Bekasi Power.
Pembimbing lapangan sekaligus Technical Advisor Bekasi Power, Margiono Mustafa, mengatakan power plant Bekasi Power baik dan kondusif sebagai media pembelajaran lapangan bagi mahasiswa. Cara ini akan menunjang proses akselerasi sumber daya manusia yang ahli untuk menyukseskan program listrik 35 ribu MW yang dicanangkan pemerintah. (*)