TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengatakan pemerintahnya memperkuat sistem keamanan di Kedutaan Besar Rusia. Kebijakan ini berdasarkan permintaan Presiden Vladimir Putin setelah penembakan Duta Besar Rusia di Turki Andrey G. Karlov.
"Presiden Putin meminta sistem keamanan diperkuat setelah kejadian penembakan yang kita lihat bersama di Ankara," kata Galuzin di Wisma Duta Besar Rusia, Jakarta, Rabu, 21 Desember 2016.
Galuzin menambahkan, pihaknya juga bekerja sama dengan aparat keamanan di Indonesia sebagai sarana diplomatik untuk menjamin keamanan, keselamatan, dan perlindungan diplomat Rusia di Indonesia. Meski begitu, dia memastikan penguatan keamanan tak akan membuat Kedutaan Rusia menutup diri.
Baca Juga
Ditangkap di Payakumbuh, Hamzah Penyandang Dana Terorisme?
Cuitan Uang Baru Diduga Berbau SARA, Wanita Ini Dipolisikan
Galuzin menegaskan, insiden penembakan tersebut tidak akan membuat Rusia takut menghadapi terorisme. "Pihak kedutaan akan tetap terbuka untuk aktivitas diplomatik dan rekan media. Kami tidak akan mengurangi aktivitas kami, itu mustahil."
Karlov tewas ditembak seorang polisi Turki yang tak berdinas dalam acara pameran foto bertajuk “Russia as Seen by Turks” di Ankara, Turki, Senin sore, 19 Desember 2016. Dia ditembak dari belakang oleh pelaku beberapa menit setelah dia naik ke panggung untuk membuka pameran foto.
Menurut Galuzin, penembakan itu diduga bertujuan untuk mengganggu kebijakan Rusia dalam mengatasi konflik di Suriah. Setelah penembakan, Galuzin menambahkan, kematian Karlov malah menstimulasi dan memperkuat Rusia untuk melawan terorisme.
ARKHELAUS W.
Baca juga:
'Om Telolet Om' Lagi Ngetren, Menteri Budi Kaji Pelarangan
Gatot Brajamusti Bakal Jalani Sidang Perdana Pekan Depan