INFO NASIONAL - Jangan salah sebut di Lombok jika mengucapkan bebalung, babaluk, dan babalu. Dalam bahasa Sasak, ketiga kata tersebut secara berurutan berarti masakan daging bertulang, buaya, dan janda. Tipis-tipis saja penyebutannya, tapi bisa beda jauh maknanya.
Bebalung merupakan masakan khas Lombok. Jenis masakan ini dikenal di seluruh pulau. Bebalung berarti “tenaga”. Karena itu, masyarakat setempat percaya, setelah makan bebalung akan semakin bertenaga dan menumbuhkan vitalitas.
Bebalung tampilannya semacam sup, terbuat dari tulang iga sapi atau kerbau yang dicampur dengan racikan bumbu yang terdiri atas cabai rawit, bawang putih, bawang merah, lengkuas, dan kunyit, ditambah jahe agar rasa pedas cabainya terasa. Racikan bumbu semacam ini oleh masyarakat Sasak disebut sebagai ragi rajang.
Penyajian bebalung biasanya dengan mangkuk dan ditaburi bawang merah goreng berikut dengan nasi putih. Tentu saja paling nikmat ketika disajikan dalam keadaan masih panas. Beberapa orang memakannya bersama dengan plecing, sehingga disebut bebalung plencing. Di Lombok, bebalung umumnya menjadi menu wajib yang selalu dihidangkan di setiap hajatan selain Ares, masakan dari batang pisang.
Tak sulit mendapati warung-warung makan yang menyajikan menu bebalung di seantero Nusa Tenggara Barat. Masakan ini seolah wajib ada jika warung tersebut menyebut memiliki menu Lombok. Tentu saja selain masakan khas lain, seperti nasi balap puyung, plecing kangkung, ayam taliwang, dan sate bulayak.
Menyantap bebalung memang sedap dan menyegarkan. Asal tak salah sebut memesannya, “Satu mangkuk babaluk” atau “Pesan satu babalu panas.” Bisa runyam urusannya nanti. (*)