TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul mengatakan sel jaringan tersangka teroris yang ditangkap di Bekasi juga berencana meledakkan bom di luar Jawa.
Kelompok itu adalah terduga teroris berinisial IP, 34 tahun, yang ditangkap di Kecamatan Purworejo pada Kamis, 15 Desember 2016. Martinus enggan membeberkan lokasi rinci di luar Jawa itu.
Sedangkan dua orang yang ditangkap di Surakarta, Solo, pada Minggu, 18 Desember 2016, diduga meracik bahan peledak untuk dipakai IP meledakkan diri sebagai 'pengantin'. Mereka adalah Tri Setiyoko dan Muhammad Yasir Rido.
Martinus mengatakan hingga kini ada 14 orang yang sedang menjalani pemeriksaan intensif seputar perencanaan bom di Istana Kepresidenan dan bom di luar Jawa yang merupakan satu jaringan. Mereka adalah:
- Tiga orang ditangkap di Bekasi pada Sabtu, 10 Desember 2016, yaitu Agus Supriyadi, Dian Yulia Novi, dan Muhammad Nur Solihin. Pada hari yang sama Detasemen Khusus 88 menangkap Suyanto di Karang Anyar.
- Khafid Fathoni ditangkap di Ngawi pada 11 Desember 2016, Arinda di Surakarta, dan Wawan di Klaten.
- Tutin (TS), seorang ibu rumah tangga, ditangkap di Tasikmalaya pada Kamis dinihari, 15 Desember. Suaminya juga dibawa ke kantor polisi tapi dibebaskan.
- Penangkapan kasus rencana bom berikutnya adalah terhadap IS di Surakarta pada Rabu, 14 Desember 2016, S di Klaten, serta S di Surakarta. "Mereka tidak terlibat bom panci tapi merupakan sel-sel kecil dari jaringan bom Bekasi," kata Martinus mengungkapkan.
- Kelompok berikutnya yang dijaring Densus 88 adalah Ika Puspitasari yang ditangkap di Purworejo, Kamis, 15 Desember, serta Tri Setiyoko dan Muhammad Yasir Rido di Surakarta, Minggu, 18 Desember.
REZKI ALVIONITASARI