TEMPO.CO, Bojonegoro - Enam orang warga Desa Mojodelik Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat terpapar bau gas busuk yang diduga berasal dari flare kawasan Blok Cepu di Lapangan Banyuurip yang dikelola Exxon Mobil Cepu Limited (EMCL).
Para korban, di antaranya Warsiti, 45 tahun, Nyami (29), Sofiana (19), Muflikhatun Nikmah (21), Suti Sulaiman (40) dan Samini (46). Mereka dirawat di Rumah Sakit Muhammadiyah, Kalitidu, Bojonegoro.
Kepala Desa Mojodelik Yunik Rahayu menjelaskan, bau gas busuk mulai dirasakan warga pada Minggu sore, 18 Desember 2016, hingga Senin sore, 19 Desember. “Kasus dugaan gas beracun tidak sekali ini saja,” katanya kepada Tempo, Senin.
Gas yang tercium warga diduga berjenis hydrogen sulfida (H2S). Jarak antara lokasi flare dengan perumahan warga Mojodelik paling dekat sekitar 700 meter. Penyebaran gas tergolong cepat, yakni 5 hingga 10 menit.
Gas dengan bau mirip telur busuk itu membuat warga pusing, mual, dan berkeringat. Para korban juga merasakan sakit kepala, lalu muntah. Kasus itu segera dilaporkan ke pihak EMCL. “Sampai sekarang, mereka masih dirawat,” ujar Yunik.
Yunik mengatakan kasus dugaan gas beracun sudah beberapa kali terjadi. Dalam dua tahun terakhir, sudah tiga kali warga sampai harus dirawat di rumah sakit akibat gas beracun.
Juru bicara EMCL, Rexy Mawardijaya, menuturkan pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi terkait serta warga di sekitar lokasi pabrik, kemudian mencari penyebab seperti yang dikeluhkan warga. “Prinsipnya, keselamatan dan keamanan masyarakat, pekerja, dan lingkungan adalah prioritas utama,” ucapnya.
Rexy menjelaskan, saat ini, perusahaan masih dalam tahapan start-up dan comosioning. Proses dan operasi selama ini dalam keadaan aman dan normal. Namun, jika terjadi suatu yang tidak normal, pihaknya akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasinya.
SUJATMIKO