TEMPO.CO, Bandung - Organisasi komunitas Rumah Cemara, Bandung, masuk nominasi program Cityzens Giving Manchester City. Rumah Cemara kini tengah bersaing dengan organisasi lain dari lima negara untuk meraih program sosial global berdana hibah yang totalnya sebesar £ 400 ribu. “Kami menawarkan program bertajuk ‘Football for Change’,” kata Rijki Kurniawan, Koordinator Sport for Development Rumah Cemara, saat dihubungi, Rabu, 14 Desember 2016.
Pesaing dana tersebut berasal dari organisasi di Melbourne (Australia), Manchester (Inggris), New York (Amerika Serikat), Beijing (Cina), dan Mexico City (Meksiko). Program yang digagas City Football Foundation tersebut bertujuan memberdayakan kegiatan latihan sepak bola anak muda yang berdampak sosial.
Aktivitas organisasi di kota-kota tersebut bertujuan memberikan solusi terhadap permasalahan sosial, seperti anak jalanan, anak dengan difabel, pengangguran, dan korban kekerasan melalui sepak bola. Adapun City Football Foundation menaungi kegiatan sosial dari klub sepak bola Manchester City, Melbourne City, dan New York City Football Club.
Besaran dana yang diperoleh akan ditentukan oleh jumlah pemungutan suara (voting) yang diperoleh setiap organisasi. Proses voting telah berjalan sejak 16 November 2016 dan akan berakhir pada 24 Desember 2016. “Targetnya, kita ingin jadi peringkat pertama,” ujarnya.
Sementara ini, Rumah Cemara berada di posisi kedua dengan jumlah pemilih 39 ribu orang. Meksiko melejit di urutan teratas dengan 48 ribu pemilih. Semakin banyak pemilih, semakin besar dana hibah yang akan didapat. “Dana totalnya itu akan dibagi untuk organisasi dari enam negara tersebut,” tutur Rijki. Dukungan publik untuk program Rumah Cemara tersebut bisa disampaikan melalui www.cityzensgiving.org/manchester.
Tahun ini merupakan tahun ketiga program tahunan Cityzens Giving yang telah melibatkan 16 ribu anak dan pemimpin muda di sembilan kota di dunia. Dana yang didapat oleh Rumah Cemara nantinya digunakan untuk memberdayakan anak jalanan di Kota Bandung terkait dengan penanggulangan HIV-AIDS dan ketergantungan narkotik, psikotropika, dan zat aditif (napza).
ANWAR SISWADI