TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan pihaknya kembali menangkap tiga orang terduga teroris dari hasil pengembangan kasus teroris di Bekasi. Tiga terduga teroris tersebut termasuk kelompok Muhammad Nur Solikhin, tersangka teroris di Bekasi.
Boy menuturkan, mereka juga terlibat dalam kelompok Bahrun Naim, otak pengeboman di kawasan Sarinah pada 14 Januari 2016. “Rangkaian penangkapan ini adalah fakta-fakta jaringan sel-sel terorisme Bahrun Naim,” kata Boy di Mabes Polri, Kamis, 15 Desember 2016.
Baca:
Pola Rekrutmen Teroris Jadikan Perempuan sebagai ‘Pengantin‘
Lindu Susulan Gempa Pidie Jaya Lebih dari 100 Kali
Boy menjelaskan, ketiga terduga teroris tersebut adalah Imam Syafii, Sumarno, dan Sunarto. Imam merupakan pria kelahiran 1983 di Boyolali. Sumarno lahir pada 1972 di Klaten. Sedangkan Sunarto adalah pria kelahiran 1986 di Surakarta.
Menurut Boy, ketiganya pernah terlibat dalam kegiatan teror, yaitu pelaku teror di Alfamart Surakarta, pengeboman di Candi Resto Solo Baru, yaitu pada 5 November dan 3 Desember 2016. Mereka pun diduga tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang berpusat di Suriah.
Menurut Boy, tiga terduga teroris tersebut ditangkap dari hasil pengembangan tersangka Wawan Prasetyawan alias Abu Umar bin Sakiman. Ia mengatakan Wawan diduga merupakan anggota kelompok ISIS.
Dalam kasus pengeboman, Wawan berinisiatif menyimpan bahan peledak dan komponen pembuatan bom di Bekasi. Menurut Boy, Wawan memindahkan bahan peledak itu dari kantor Azzam Dakwah Center ke rumahnya di Klaten. Atas perintah Solikhin, bahan peledak dan komponen lainnya diantarkan oleh Wawan ke depan supermarket Robinson di dekat perlintasan kereta api Stasiun Purwosari. Selanjutnya diserahkan kepada Solikhin untuk dirakit.
DANANG FIRMANTO