TEMPO.CO, Tasikmalaya - TS, ibu rumah tangga yang ditangkap Densus 88 di Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, kerap bepergian ke luar kota. Jika hendak pulang, sang suami, HG, biasa menjemput TS di perlintasan kereta api Babakan Jawa, Indihiang.
"Istrinya sering keluar. Kalau mau pulang, suaminya yang jemput di depan (pinggir jalan raya). Biasanya pergi ke Jakarta dan Jawa (Jawa Tengah/Timur)," kata Ketua RW 10 Kampung Padasuka, Syamsudin, saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis, 15 Desember 2016.
Syamsudin menjelaskan, tidak banyak orang yang bertamu ke rumah kontrakan TS. Keluarga HG dan TS sudah 2,5 tahun tinggal di kontrakan yang sekarang. "Sebelumnya berpindah-pindah," kata Syamsudin.
Menurut dia, HG merupakan pendatang. Awalnya, dia berasal dari Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang. Sedangkan TS berasal dari Kabupaten Ciamis.
"Sebelumnya mengontrak di RT 2, lalu RT 4, dan sekarang pindah ke RT 3. HG sebelumnya karyawan pabrik kayu, sekarang tidak bekerja," ucapnya.
Dalam keseharian, keluarga TS dan HG jarang bergaul. Anak mereka pun tidak sekolah di sekolah terdekat. "Sekolahnya di Panyingkiran," kata Syamsudin.
Saat pindah ke kontrakan yang sekarang, kata Syamsudin, TS tidak bercadar dan hanya berkerudung. Menurutnya, sudah dua tahun TS bercadar. "Setelah di sini baru bercadar," ujarnya.
CANDRA NUGRAHA