TEMPO.CO, Jakarta - Pasca gempa yang menggoncang Kabupaten Pidie Jaya Provinsi Nanggore Aceh Darussalam Rabu7 Desember 2016, bayi-bayi mulai terserang diare. Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, bayi terserang diare karena terbatasnya air higienis yang digunakan untuk membuat susu. "Karena kesulitan air bersih yang higienis membuat bayi sering terkena diare," katanya di kantor BNPB, Jakarta, Sabtu, 10 Desember 2016.
Sutopo berpesan kepada relawan agar pemberian bantuan untuk bayi tidak hanya susu, tapi juga botol higienis. "Syukur-syukur relawannya memberikan botol higienis," katanya.
Sutopo mengatakan gempa berskala 6,5 Ritcher yang mengguncang Pidie Jaya menyebabkan sumur-sumur kering. Akibatnya, pasokan air bersih tidak ada. BNPB sedang mengupayakan pemenuhan kebutuhan air bersih dengan mengirimkan tangki air dan membangun hydrant di sejumlah tempat. Krisis air bersih menimbulkan efek berkepanjangan. Penyakit akan mulai berdatangan. "Air bersih kebutuhan mendesak."
Selain air bersih, tim yang diterjunkan untuk membantu pada masa tanggap darurat juga berupaya mencari aliran listrik. Sehingga nantinya air tanah bisa diambil dengan menggunakan pompa.
MAYA AYU PUSPITASARI