TEMPO.CO, Palu - Jenazah aktivis dan peneliti George Junus Aditjondro rencananya akan dimakamkan di Talise, Kota Palu, Sulawesi tengah. "Rencananya hari Minggu atau Senin," Arianto Sangaji, rekan George, saat dihubungi di tempat duka, Jalan Lembu, Towua, Palu Selatan, 10 Desember 2016.
George meninggal pada Sabtu, 10 Desember, pukul 05.45 Wita, di Rumah Sakit Bala Keselamatan, di Jalan Woodward, Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, di usia 70 tahun. Jenazah pria kelahiran Pekalongan, Jawa Tengah, 27 Mei 1946 ini disemayamkan di rumah duka di Jalan Lembu, Towua, Palu Selatan.
Baca: Penulis 'Membongkar Gurita Cikeas' George Aditjondro Wafat
Semasa hidup, mendiang George dikenal sebagai aktivis dan penulis yang luar biasa menyoroti, dengan mengkritik keras pemerintahan pada zaman Presiden Soeharto. Akibatnya ia harus pergi ke Australia dan dicekal oleh rezim Orde Baru pada 1998.
George juga pernah menghebohkan pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono karena bukunya yang berjudul Membongkar Gurita Cikeas. Puluhan buku dan seratusan kertas kerja, serta banyak lagi tulisan jurnalistik sudah dihasilkan semasa hidupnya.
Di Australia, mantan wartawan Tempo ini menjadi pengajar di bidang sosiologi di Universitas Newcastle. Sebelumnya, saat di Indonesia, ia juga mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana. George meraih gelar magister dan doktornya dari Cornell University, Ithaca, New York, Amerika Serikat, dengan konsentrasi sosiologi korupsi.
Arianto berkisah George masih kerap diundang berdiskusi dan mengisi seminar oleh mahasiswa-mahasiswa di Palu meski sedang sakit. Acara diskusi yang terakhir diikutinya berlangsung sekitar dua bulan lalu. “Beliau dekat dengan aktivis dan pergerakan demokrasi,” tuturnya.
Selain itu, George dijadwalkan akan hadir di sebuah acara seminar internasional tentang hak asasi manusia yang akan digelar di Palu pekan depan. Salah satu sesinya, kata Arianto, membahas karya-karya tulis George dan dihadiri oleh Andreas Harsono dan Otto Iskandar Ishak. “Beliau sangat senang, apalagi dengar Andreas akan hadir,” ucapnya.
Menurut Arianto, George sangat antusias saat ia ajak berdiskusi serius mengenai HAM meski dalam kondisi sakit. “Kebetulan hari ini Hari HAM Sedunia. Saya bisikkan tadi ‘Bung, selama hidup, Bung habiskan mengabdi kemanusiaan, kini di Hari HAM Internasional Bung tinggalkan kami semua',” katanya.
AMAR BURASE