TEMPO.CO, Banda Aceh - Bantuan tenaga untuk menangani para korban gempa bumi di Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Pidie, dan Kabupaten Bireuen, terus berdatangan dari berbagai daerah, termasuk dari kabupaten dan kota di Provinsi Aceh. Mereka akan menangani korban luka yang mencapai 500 orang.
Sebuah perguruan tinggi di Kota Lhokseumawe, Universitas Malikussaleh, Kamis, 8 Desember 2016, mengirimkan 35 tenaga medis, yang ditempatkan di kawasan Samalanga, Kabupaten Bireuen.
Rektor Universitas Malikussaleh, Apridar, mengatakan tenaga medis yang dikirim terdiri dari dokter umum, dokter spesialis bedah dan 25 mahasiswa coas kedokteran. “Mereka juga membawa obat-obatan yang diperlukan dalan penanganan korban gempa,” ujarnya, Kamis, 8 Desember 2016.
Menurut Apridar, tenaga medis akan mendirikan posko dan berkoordinasi dengan tim yang sudah lebih dulu tiba di lokasi. “Koordinasi diperlukan agar tidak terjadi tumpang tindih dengan tim medis lainnya di lokasi yang dibantu,” katanya.
Apridar mengatakan, ratusan mahasiswa dari kampus itu juga telah diberangkatkan ke Pidie dan Pidie Jaya untuk menjadi relawan. Universitas negeri di Kota Lhokseumawe itu juga mengirimkan bahan makanan berupa beras, mi instan, minyak goreng dan lainnya.
Pemerintah Kota Banda Aceh juga mengirimkan 15 dokter yang akan ditempatkan di Pidie Jaya. Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Banda Aceh, Dwi Putrasyah, mengatakan para dokter yang dikirim itu berasal dari RSU Meuraxa.
Tim dokter yang berjumlah 15 orang itu, beberapa di antaranya adalah spesialis bedah. Bersama tim medis, juga dikirim dua unit mobil ambulance, satu unit mesin anestesi dan peralatan kesehatan lainnya. “Ada juga bantuan seperti selimut, roti kering, air mineral dan lainnya,” ucap Dwi.
Dwi menjelaskan, Pemerintah Kota Banda Aceh juga telah membuka posko di lokasi gempa. Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kota Banda Aceh memimpin koordinasi posko.
Koordinasi perlu dilakukan, kata Dwi, karena Pemerintah Kota Banda Aceh juga mengerahkan puluhan relawan dari Satuan Polisi Pamong Praja dan Tagana.Adapun fasilitas yang dibangun di posko adalah dapur umum. Selain itu, posko dilengkapi satu unit mobil.
Sebelumnya, Kepala Rumah Sakit Tgk Chik Di Tiro Pidie, Mohammad Riza Faisal, mengatakan tenaga medis sangat dibutuhkan untuk menangani korban gempa. “Pasien umumnya mengalami patah tulang dan luka-luka akibat reruntuhan bangunan.”
Dokter dan tenaga medis juga dikirim oleh rumah sakit milik PT Semen Padang, Semen Padang Hospital. Mereka terdiri dari satu orang dokter, dua perawat dan satu apoteker. Para dokter dan tenaga medis itu bergabung dalam Tim Kemanusiaan Semen Padang yang berjumlah 16 orang, karena ada juga tim logistik.
Mereka sudah diberangkatkan dari Padang hari ini melalui jalan darat. Tim Kemanusiaan Semen Padang akan tiba di lokasi, Sabtu, 9 Desember 2016. "Berapa lama mereka berada di lokasi tergantung kondisi di lapangan," tutur Direktur Utama PT Semen Padang Benny Wendry usai melepas keberangkatan Tim Kemanusiaan Semen Padang, Kamis, 8 Desember 2016.
ADI WARSIDI | ANDRI EL FARUQI