TEMPO.CO, Banda Aceh - Sebanyak 55 gedung sekolah di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, rusak akibat guncangan gempa tektonik berkekuatan 6,4 skala Richter yang terjadi pada Selasa dinihari, 7 Desember 2016. Sedangkan di Kabupaten Pidie terdapat 26 gedung sekolah yang rusak.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya Saiful mengatakan jumlah itu masih bersifat sementara karena pendataan masih dilakukan. Ada kemungkinan jumlahnya bertambah. “Sampai saat ini pendataan masih dilakukan di lapangan,” ujarnya kepada Tempo, Kamis, 8 Desember 2016.
Menurut Saiful, dari 55 gedung sekolah yang rusak itu, jumlah terbanyak adalah gedung sekolah dasar, yakni 41 unit. Selebihnya 13 unit gedung SMP, 4 unit SMK, dan 2 unit gedung SMA.
Saiful menjelaskan, dari seluruh sekolah yang rusak itu, tujuh di antaranya ruang kelasnya roboh total. Ada pula yang dindingnya retak-retak dan plafonnya berjatuhan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Murthalamudin mengatakan, dari 26 sekolah yang rusak di wilayahnya, umumnya retak-retak di bagian dinding. Plafonnya berjatuhan. “Taksiran angka kerugian masih dalam pendataan,” katanya kepada Tempo, Kamis, 8 Desember 2016.
Murthalamudin menjelaskan bahwa gedung sekolah yang dindingnya retak-retak tidak digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar. Dikhawatirkan bisa membahayakan siswa dan guru bila terjadi gempa susulan. Para siswa dipindahkan ke ruang lain yang masih baik, seperti ruang perpustakaan.
Murthalamudin merinci sekolah-sekolah yang rusak tersebar di beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Mutiara, Kecamatan Tiro, Kecamatan Beureunuen, Kecamatan Keumala, Kecamatan Grong-Grong, dan Kecamatan Delima.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo, tim dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Kamis sore tiba di lokasi gempa, baik di Pidie Jaya maupun Kabupaten Pidie. Mereka melakukan pendataan guna memastikan jumlah gedung sekolah yang rusak serta memastikan tingkat kerusakannya.
ADI WARSIDI