INFO JABAR - Ingin memandang kota Bandung dari ketinggian? Datang saja ke masjid Raya, di kawasan alun-alun Bandung. Di menara kembar yang mengapit kubah masjid yang dulu terkenal dengan sebutan Masjid Agung ini, Anda bisa memandang sepuahnya indahnya kota Bandung dari empat penjuru mata angin.
Menara kembar ini berada di lantai 19 bangunan masjid yang berada di jantung kota sejuk ini. Untuk naik ke atas menara, setiap pengunjung hanya membayar tiket Rp 5000. Uang tiket ini digunakan untuk pemeliharaan masjid.
Di area menara, pengunjung dapat ber-selfie dengan latar belakang pemandangan kota Bandung dari ketinggian. Area menara cukup luas sehingga pengunjung tak terlihat berdesak-desakan, meski jumlah pengunjung terlihat cukup banyak.
"Kami datang ke sini mau ibadah sekaligus rekreasi. Dari menara masjid kami dapat melihat indahnya pemandangan kota. Harga tiket naik menara juga sangat terjangkau,” kata Ika, ibu rumah tangga yang mengajak putrinya Nabila.
Menara kembar buka mulai pukul 10.00 pagi hingga 05.00 sore. Ikan dan putrinya, naik ke menara ba’da Shalat Dzuhur berjamaah. Pengunjung dapat memilih menara sayap kiri atau kanan untuk menikmati pemandangan kota Bandung.
Masjid yang didirikan pada 1812 ini merupakan karya Ir. H. Keulman, Ir. H. Arie Atmadibrata, Ir. H. Nu’man, dan Prof. Dr. Slamet Wirasonjaya. Melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat tahun 1973, mesjid ini direnovasi besar-besaran dengan memperluas masjid dan dijadikan bertingkat. Di era Gubernur R. Nuriana, pada 25 Februari 2001, renovasi bangunan dilakukan selama 2 tahun 99 hari sejak peletakan batu pertama hingga diresmikan 4 Juni 2003.
Masjid ini tak pernah sepi pengunjung, apalagi setiap hari Senin hingga Minggu selalu ada kajian Islam melalui majelis taklim. “Setiap hari ramai, meskipun hujan tak membuat orang surut datang ke masjid ini. Setiap hari ada saja kegiatan di masjid ini,” kata Ano Karno, penjaga penitipan alas kaki Masjid Raya Bandung.
Uniknya, selain wisatawan keluarga, banyak juga rombongan bus wisata yang datang ke masjid ini. Mereka datang dari luar kota dengan menumpang bus. “Bahkan ada pengunjung yang bawa magic com, ya dibolehin saja, asal tetap menjaga kebersihan,” ucap Cecep, teman kerja Ano. (*)