TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) ikut menurunkan kapal untuk mencari pesawat Polri yang hilang di perairan Kepulauan Riau, Sabtu, 3 Desember 2016. Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut IV/Tanjungpinang mengerahkan KRI Tenggiri dan KRI Siada untuk membantu mengevakuasi 15 korban pesawat jenis M-28 Sky Truck itu.
"Dua kapal Patroli Keamanan Laut dan dua kapal perang dikerahkan untuk membantu mengevakuasi para korban," ujar Kepala Dinas Penerangan Lantamal IV/Tanjungpinang Mayor Josdy Damoopoli, saat dikonfirmasi, Sabtu, 3 Desember.
Hingga saat ini Lantamal IV masih kesulitan mencari lokasi pesawat jatuh itu. Empat kapal milik TNI AL berlayar sejak pukul 14.00 WIB. Pergerakan seluruh kapal TNI AL menuju Pulau Kentar menggunakan "sistem gergaji", karena informasi yang diperoleh belum akurat.
"Jadi tidak bergerak lurus sampai mendapat koordinat yang tepat, tempat kejadian peristiwa itu," ujar Josdy.
Sedangkan Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guskamlabar) dan dua Kapal Patroli Keamanan Laut (Patkamla) dari Lanal Dabo Singkep juga diturunkan oleh TNI Angkatan Laut.
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Gig Jonias Mozes Sipasulta, di Jakarta, Sabtu, mengatakan kedua KRI dan dua Kapal Patkamla tersebut langsung menuju lokasi perkiraan tempat jatuhnya pesawat Polri untuk melakukan pencarian.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia Komisaris Besar Rikwanto sebelumnya mengatakan anggota polisi yang berangkat adalah dalam rangka menggantikan petugas bantuan kendali operasi (BKO) di Direktorat Polisi Udara di Kepolisian Daerah Kepulauan Riau.
Kontak terakhir dengan pesawat, kata Rikwanto, terjadi di wilayah laut Kabupaten Lingga. Wilayah itu diketahui berada di kontrol udara Singapura. Koordinasi juga telah dilakukan dengan sejumlah lembaga terkait, seperti Badan SAR Nasional, juga Kepolisian Resor Jajaran Kepulauan Riau.
ANTARA | EGI ADYATAMA