TEMPO.CO, Jakarta – Pengamanan di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) diperketat. Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan pengamanan diperketat untuk mengantisipasi dampak adanya Aksi Bela Islam Jilid III.
Ia mengatakan sudah ada petugas keamanan yang berjaga. “Kalau ada kelompok-kelompok lain yang menunggangi Aksi Super Damai adalah bagian dari (kewajiban) aparat keamanan,” kata Zulkifli di gedung DPR, Jumat, 2 Desember 2016.
Baca Juga:
Dari pantauan Tempo, pengamanan di gedung DPR-MPR hari ini lebih ketat dibanding hari biasa. Belasan anggota pengamanan dalam (pamdal) tampak berjaga di pintu masuk DPR di Jalan Gelora. Pengunjung yang akan masuk ke area dalam DPR pun diperiksa secara ketat.
Pintu gerbang belakang DPR yang biasa dilalui sepeda motor hari ini ditutup. Petugas keamanan melarang tamu yang tidak memiliki identitas jelas untuk masuk area dalam DPR-MPR. Bukan hanya oleh pamdal, pengamanan dilapisi aparat dari kepolisian dan tentara.
Dari dalam gedung DPR, tampak ratusan polisi berjaga. Mereka mendirikan tenda-tenda di halaman DPR. Ratusan polisi pun dibekali dengan tameng dan helm pelindung. Sedikitnya lima unit mobil water cannon disiapkan petugas pada aksi unjuk rasa hari ini.
Hingga saat ini, belum ada pergerakan massa demonstran yang menuju ke arah DPR. Namun, di beberapa ruas jalan di sekitar Palmerah, sudah terlihat arak-arakan kendaraan yang menuju Monas untuk salat Jumat.
Di dalam gedung DPR-MPR saat ini terpantau masih lengang. Namun, menjelang salat Jumat, terlihat pasukan tentara anti-huru-hara (PHH) yang berbaris. Mereka juga berpakaian lengkap membawa tameng, tongkat, dan helm pelindung.
Tidak hanya mobil water cannon yang disiapkan, dua mobil pemadam kebakaran juga telah terparkir di dalam gedung DPR. Selain itu, barikade kawat melingkar dipasang di pintu gerbang belakang DPR.
DANANG FIRMANTO
Baca juga:
Ditanya Penangkapan Aktivis Makar, Ini Jawaban Kapolda
Begini Cuitan Ahmad Dhani Sebelum Ditangkap Polisi