TEMPO.CO, Jakarta - Peserta Parade Bhinneka Tunggal Ika tidak hanya datang dari Jakarta, tapi juga dari berbagai daerah di Nusantara. Salah satunya Edward Tanari, wirausahawan dari Toraja. Dia memboyong keluarganya dan sudah berada di ibu kota sejak dua hari lalu.
"Kami hadiri acara ini karena solidaritas kebhinekaan. Kami ingin menyadarkan masyarakat bahwa kita ini satu dan itu harus dirawat dan dijaga," kata dia, Sabtu, 19 November 2016. Edward saat mengikuti parade mengenakan kemeja putih dengan Pasapu' di kepala.
Baca juga: Parade Bhinneka Tunggal Ika Diawali dengan Doa Lintas Agama
Hal senada juga disampaikan Lisa Parantean, warga Toraja yang sudah lama tinggal di Jakarta. Tampak dia mengenakan baju adat Toraja khas dengan kalung manik-manik.
"Kami mau melihatkan saja bahwa Indonesia majemuk. Tanpa kemajemukan itu tidak ada Indonesia karena kemerdekaan Indonesia terwujud karena kita barsatu," kata Lisa. "Kami ingin menunjukkan bahwa keberagaman itu masih ada sampai sekarang."
Selain Lisa, ada pula warga Jakarta yang lama tinggal di Bali Wulan Russell. Mengenakan kebaya khas Bali, ibu rumah tangga itu mengatakan menjaga nasionalisme merupakan tanggung jawab bersama. "Karena sebagai warga negara yang baik saya harus berjuang demi bangsa dan negara, mengobarkan semangat Pancasila," ujar Wulan.
Wulan tak sendirian. Dia datang ke Parade Bhinneka Tunggal Ika bersama suaminya Blaise Russell asal Amerika Serikat. "Saya ingin tahu orang Indonesi berparade melakukan aksi damai. Biasanya melihat demo yang hanya menuntut hak. Kalau ini menunjukkan rasa nasionalisme,” katanya.
ANTARA