Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bagi Pasien Kanker Anak, Rumah Ini Adalah Berkah  

image-gnews
Seorang anak pengidap kanker menari bersama para suvivor kanker tergabung dalam Cancer Information and Support Center, di ruang radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, 20 Mei 2016. TEMPO/Imam Sukamto
Seorang anak pengidap kanker menari bersama para suvivor kanker tergabung dalam Cancer Information and Support Center, di ruang radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, 20 Mei 2016. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

TEMPO.CO, Banda Aceh - Dua anak tampak santai bercanda ditemani dua perempuan setengah baya  di halaman depan rumah itu. Penampilan Azrina (4 tahun) dan kawan bermainnya, Dila (8 tahun), tak seperti anak biasa. Azrina bertubuh kurus dan Dila punya benjolan dan bekas luka di bagian matanya.

Sebuah spanduk di dinding depan rumah menjelaskan semua. Spanduk itu bertuliskan: ‘Rumah Singgah C-Four (Children Cancer Care Community) Aceh’. Di bawahnya ada tulisan ‘Salurkan Donasi Anda’ lengkap dengan nomor rekening lembaga itu.

Sejak 2015 lalu, rumah ini menjadi tempat singgah bagi penderita kanker, terutama anak-anak, dari seluruh wilayah Aceh, yang berobat di Rumah Sakit Umum Dr Zainoel Abidin (RSUZA), di Banda Aceh.

Letak C-Four memang tak berjauhan dengan rumah sakit, hanya satu kilometer. “Ini memudahkan mereka bolak-balik rumah sakit untuk pengobatan,” kata Ratna Eliza, pengagas Rumah Singgah C-Four, ketika ditemui Tempo, Juli 2016 lalu.

Ratna akrab dengan penderita kanker sejak awal Januari 2014, saat dia menggagas Komunitas Peduli Anak Kanker. Pada 12 Agustus 2014, nama komunitas itu berganti menjadi C-Four dan fokus kegiatan mereka pun bergeser menjadi membantu anak-anak penderita kanker.

Keberadaan rumah singgah itu sendiri tercetus pada 1 Desember 2015. “Dengan adanya rumah singgah ini, kami ingin membantu keluarga pasien dan memudahkan urusan mereka di rumah sakit. Tidak harus sebentar-sebentar bolak-balik ke daerah,” kata Ratna.

Kedekatan Ratna dengan kanker berawal dari pengalaman pribadinya. Pada akhir 2013 lalu, Ratna pindah dari Riau ke Banda Aceh untuk bekerja di salah satu SMU. Dia tinggal di Gampong Beurawe.
Kala itu, Annisa (4 tahun) anak tetangganya, diketahui mengidap kanker getah bening dan sedang dalam perawatan. Ratna rutin mengikuti perkembangan Annisa.

Pada satu hari, orangtua Anissa  mengabarkan kalau anak mereka dirujuk untuk pengobatan lanjut ke RS Dharmais, Jakarta. Biaya obat dan perjalanan ditanggung BPJS. Tentu biaya lain seperti penginapan dan makan keluarga tidak ditanggung.

Ketika itulah, muncul inisiatif Ratna untuk mengumpulkan uang lewat media sosial. Kawan-kawannya banyak yang bersimpati dengan nasib Anissa dan memberikan sejumlah uang untuk membantu keluarga pasien. Semuanya disalurkan pada keluarga Anissa.

Pada saat Ratna tengah bersiap  menjenguk Annisa ke Jakarta, ada sebuah pesan yang masuk ke teleponnya.  Si pengirim pesan meminta bantuan Ratna untuk menggalang bantuan untuk perawatan seorang anak penderita kanker bernama Airan (1,5 tahun).

Ratna pun urung berangkat ke Jakarta. Dia kembali mengumpulkan bantuan untuk Airan dan mendampinginya berobat ke Rumah Sakit Umum Dr Zainoel Abidin untuk menjalani perawatan kemoterapi. Tetapi Tuhan berkehendak lain, Airan yang menderita kanker mata, meninggal 23 Maret 2014.

Tak lama berselang, Annisa juga meninggal dalam perawatan di RS Dharmais pada 6 April 2014.

"Setelah kedua anak yang saya dampingi itu meninggal, saya down. Semua kegiatan membantu anak-anak kanker vakum sebentar,” kata Ratna mengenang.

Di pengujung 2014, seorang pria tak dikenal menghubungi Ratna. Dia mengaku ayah dari Azizi, penderita kanker dari Kabupaten Bireuen. Dia mengaku mendengar nama Ratna dari kerabatnya dan minta bantuan didampingi mencari biaya untuk perawatan anaknya.

Setelah melihat kondisi Azizi di RSUZA, Ratna trenyuh. Dia kembali tergerak untuk  menggalang dukungan. Tapi Azizi pun akhirnya dipanggil Tuhan. Dia meninggal pada 13 Februari 2015.

Lagi-lagi Ratna trauma. Tapi ayah Azizi memberinya semangat. “Tolong ibu jangan berhenti, masih banyak Azizi-Azizi lain yang membutuhkan bantuan,” kata Ratna  menirukan ucapan orangtua Azizi.

Sejak itulah, Ratna meneguhkan tekadnya untuk terus meluangkan waktu untuk membantu pasien kanker. Seorang anak dari dari Meukek, Aceh Selatan, bernama Rahmat, menyita perhatian Ratna selanjutnya. Rahmat yang yatim piatu menderita kanker tulang ganas dan meninggal pada Mei 2015.

Sampai kini, Ratna telah mendampingi 45 anak penderita kanker dari seluruh wilayah Aceh. Sebanyak 20 anak yang dia dampingi akhirnya meninggal dunia karena penyakitnya. Selebihnya sembuh dan masih dalam pengobatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain anak-anak, ada 5 orang pasien dewasa yang sempat dibantu Ratna. Satu di antaranya telah meninggal.

Selain mendampingi pasien, menurut Ratna, C-Four juga membantu menyediakan biaya makan dan tempat tinggal bagi anak dan keluarga pendamping selama perawatan mereka di RSUZA. Banyak pasien yang datang dari wilayah yang jauh dari Banda Aceh. “Tidak ada batasan waktu sampai kapan mereka mau tinggal di sini. Sampai sembuh pun bisa,” ujarnya.

Pasien anak yang datang ke C-Four biasanya ditemani ibunya. Mereka datang silih berganti ke sana karena C-Four hanya terdiri dari 3 kamar. Biasanya perawatan di rumah sakit membutuhkan waktu seminggu atau dua minggu.

Di Rumah Sakit Umum Dr Zainoel Abidin  pun, Ratna sudah dikenali sebagai pendamping pasien kanker.

Menurut Ratna, donasi umumnya datang dari perorangan yang menyebarkan nomor rekening C-Four. Dia juga aktif menggalang kampanye melalui media sosial. Sejauh ini, kata Ratna, donasi selalu ada. “Belum ada kebijakan pemerintah untuk membantu,” ujarnya.

Ratna berharap, pemerintah dapat membantu membangun lebih banyak rumah singgah buat penderita kanker seperti C-Four, karena memang dibutuhkan pasien dan keluarganya.  


**

Azrina tak berhenti menangis di gendongan ibunya, Laila Wati (45 tahun). “Dia baru selesai di kemoterapi tadi, mungkin masih kurang nyaman,” katanya.

Anak penderita kanker Rhabdom Sarcoma itu terlihat kurus. Pada usianya yang baru empat tahun, beratnya hanya 9,5 kilogram. Banyak tumbuh benjolan-benjolan kecil di sekujur tubuhnya. “Selama sakit, jalannya susah,” kata Laila.

Azrina adalah pasien lama yang telah rutin berobat sejak keberadaan Rumah Singgah C-Four. Dia dan ibunya berasal dari Kabupaten Bener Meriah. Mereka  kerap bolak-balik ke RSUZA Banda Aceh untuk perawatan.

Laila mengakui, keberadaan rumah singgah ini sangat membantu keluarganya. Segala keperluan makan dan tempat tinggal tak perlu dipikirkan lagi. “Sangat membantu kami,” ucapnya.

Hal sama dikatakan Ratnawati (30 tahun), ibu dari Dila yang berasal dari Aceh Tamiang. Dila mengalami tumor ganas di matanya. “Sekarang sudah lumayan sembuh setelah operasi dan kemoterapi, dulunya besar sampai setengah kilogram,” katanya.

Dila sudah menjani perawatan selama delapan bulan. Keluarganya berkenalan dengan Ratna, saat di rumah sakit. “Ibu Ratna mengajak kami, kalau lagi perawatan ke rumah sakit, bisa menginap di rumah singgah,” kata Ratnawati.

Di rumah singgah, mereka merasa nyaman karena selalu merasa didampingi saat berurusan dengan rumah sakit.  

ADI WARSIDI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Dua Orang Dekat Pangeran William Mengidap Kanker, Ini 7 Jenis Kanker Mematikan di Dunia

1 hari lalu

Pangeran William dan Kate Middleton terlihat bersama pada Senin, 11 Maret 2024 usai operasi perut yang dilakukan Putri Wales , Januari lalu. Foto: Bruce Bennet via Daily Mail.
Dua Orang Dekat Pangeran William Mengidap Kanker, Ini 7 Jenis Kanker Mematikan di Dunia

Kanker jadi penyebab kematian paling tinggi di dunia setelah jantung dan stroke, dua orang dekat Pangeran William terkena penyakit itu.


3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

1 hari lalu

Ilustrasi Kanker paru-paru. Wikipedia
3 Fakta Kanker Karena Faktor Keturunan, Cara Mendeteksi dan Tips Mencegahnya

Ada sejumlah cara untuk mengetahui apakah Anda memiliki gen kanker yang diwariskan atau tidak.


Muncul ke Publik Pertama Kali, Raja Charles III Siap Hadiri Acara Paskah

1 hari lalu

Jenis kanker yang diidap Raja Charles belum diungkap. Sel kanker itu ditemukan saat Raja menjalani pengobatan pembesaran prostat baru-baru ini. Namun, menurut kabar, kanker yang diderita Raja Charles bukan kanker prostat. REUTERS/Toby Melville
Muncul ke Publik Pertama Kali, Raja Charles III Siap Hadiri Acara Paskah

Istana Buckingham mengkonfirmasi Raja Charles III bersama Camila akan menghadiri acara paskah pada 31 Maret 2024.


5 Pesohor Yang Mengidap Kanker Seperti Kate Middleton

1 hari lalu

Kylie Minogue. AP/Shizuo Kambayashi
5 Pesohor Yang Mengidap Kanker Seperti Kate Middleton

Kate Middleton menambah jumlah pesohor yang mengalami kanker.


Ayah dan Istri Sakit Kanker, Sejarawan Komentari Kondisi Pangeran William

1 hari lalu

Pangeran William menemani Putri Charlotte, dan Pangeran Louis menghadiri acara penyambutan bagi murid baru di Lambrook School, Berkshire, Inggris, 7 September 2022. Keluarga tersebut telah pindah ke Adelaide Cottage di Windsor Home Park, yang terletak di sebelah timur Kastil Windsor dan di wilayah Berkshire di Inggris. Jonathan Brady/Pool via REUTERS
Ayah dan Istri Sakit Kanker, Sejarawan Komentari Kondisi Pangeran William

Pangeran William mengkhawatirkan kondisi ayah, istri dan anak-anaknya, namun dia diprediksi sangat tabah.


5 Tanda Anda Harus Jalani Kolonoskopi sebelum Berumur 45 Tahun

3 hari lalu

Ilustrasi kanker usus besar. shutterstock
5 Tanda Anda Harus Jalani Kolonoskopi sebelum Berumur 45 Tahun

Dengan kenaikan kasus kanker kolorektal pada orang muda, mereka yang berusia di bawah 45 tahun pun disarankan melakukan kolonoskopi.


3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

3 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.


4 Tahun Lalu Ibunda Jokowi Berpulang, Ini Nasihat Sudjiatmi Notomiharjo untuk Putranya

3 hari lalu

Joko Widodo atau Jokowi berfoto bersama ibunya, Sudjiatmi Notomihardjo, di Jakarta Selatan, Kamis, 20 September 2012. Ibunda Presiden Jokowi, Sudjiatmi Notomihardjo, meninggal di Solo pada Rabu, 25 Maret 2020 pukul 16.45 WIB. Dok TEMPO/Dhemas Reviyanto
4 Tahun Lalu Ibunda Jokowi Berpulang, Ini Nasihat Sudjiatmi Notomiharjo untuk Putranya

Tepat 4 tahun lalu, ibu Jokowi meninggal dunia di usia yang ke-77 karena penyakit kanker


Mengenal Multiple Myeloma, Kanker Darah yang Menyerang Sel Plasma

4 hari lalu

Dr. dr. Jeffry Beta Tenggara Sp.PD-KHOM dalam edukasi bertajuk Webinar Awam Untuk Tingkatkan Kesadaran Akan Penyakit Multiple Myeloma oleh Johnson & Johnson Indonesia bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia dan dihadiri oleh sekitar 80 peserta pada Sabtu 23 Maret 2024/Johnson & Johnson
Mengenal Multiple Myeloma, Kanker Darah yang Menyerang Sel Plasma

Multiple myeloma juga dikenal sebagai kanker darah terbanyak di dunia setelah leukemia.


Kate Middleton Tersentuh Dapat Banyak Dukungan Usai Umumkan Sakit Kanker

4 hari lalu

Pangeran William dan istrinya, Kate Middleton bersama ketiga anak mereka dan Mia Tindall tiba di Gereja St. Mary Magdalene, Sandringham, Inggris, 25 Desember 2023. Mereka hadir untuk mengikuti kebaktian Hari Natal Keluarga Kerajaan Inggris di gereja St. Mary Magdalene. REUTERS/Chris Radburn
Kate Middleton Tersentuh Dapat Banyak Dukungan Usai Umumkan Sakit Kanker

Putri Wales dari Inggris Kate Middleton dibanjiri pesan dukungan oleh publik setelah ia didiagnosis kanker.