TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut aparat TNI dan Polri sudah biasa terluka saat mengamankan demonstrasi. Hal itu dinilai sebagai risiko tugas setiap personel yang menjaga keamanan.
"Saya katakan TNI dan Polri menjadi korban (demonstrasi) itu wajar. Digebukin, dipukulin biasa-biasa saja," kata Gatot di Lapangan Silang Monumen Nasional, Jakarta, Jumat, 18 November 2016.
Sehari pascaunjuk rasa besar-besaran pada 4 November lalu, sebelas anggota kepolisian harus dirawat secara intensif. Mereka menjadi korban rusuh yang sempat terjadi di tengah unjuk rasa antipenistaan agama yang dilakukan gubernur nonaktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Baca: Bertemu Pimpinan DPR, Rizieq Ngotot Minta Ahok Dipenjara
"Ada tinggal dua orang dalam penyembuhan, tak masalah itu. Saya tanya keadaan mereka bagaimana, (jawabnya) biasa saja," tutur Gatot tanpa merincikan identitas petugas, maupun lokasi perawatannya.
Mereka sempat diopname di Rumah Sakit Polri Keramat Jati, Jakarta Timur, dan RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Di antara mereka yang dirawat, ada yang menderita luka tusuk bambu, luka lemparan batu, dan luka pukul.
Simak: GNPF-MUI Minta Ahok Dicoret Sebagai Cagub, Ini Alasannya
Dalam rusuh pada 4 November, massa terlibat aksi lempar batu, kayu, dan botol air mineral dengan aparat keamanan. Gas air mata pun sempat dilontarkan polisi untuk membubarkan kerumunan demonstran.
YOHANES PASKALIS